Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Tumbuh, Rugi Bersih Eagle High Plantations (BWPT) Turun Drastis Pada Kuartal II/2022

BWPT membukukan pendapatan senilai Rp3,43 triliun sepanjang 9 bulan tahun 2022. Angka tersebut melonjak 61,03 persen dari sembilan bulan pertama tahun 2021.
Perkebunan Sawit BWPT. /bwpt
Perkebunan Sawit BWPT. /bwpt

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) melaporkan kenaikan pendapatan pada kuartal III/2022 yang membuat perusahaan mampu menekan rugi bersih.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada Minggu (20/11/2022), BWPT membukukan pendapatan senilai Rp3,43 triliun sepanjang 9 bulan tahun 2022. Angka tersebut melonjak 61,03 persen dari sembilan bulan pertama tahun 2021 yang sebesar Rp2,13 triliun.

Secara rinci, penjualan minyak kelapa sawit mencatatkan kenaikan dari Rp1,85 triliun menjadi Rp2,97 triliun pada kuartal III/2022. Selanjutnya, penjualan inti kernel dan tandan buah segar masing – masing menyumbangkan Rp367,74 miliar dan Rp94,66 miliar.

Beban pokok penjualan BWPT tercatat naik menjadi Rp2,71 triliun dari sebelumnya Rp1,7 triliun. Seiring dengan hal tersebut, laba usaha BWPT tercatat naik menjadi Rp457,09 miliar dari Rp168,47 miliar pada kuartal III/2021.

Seiring dengan hal tersebut, rugi sebelum pajak perusahaan turun drastis dari Rp1,75 triliun menjadi Rp190,22 miliar pada kuartal III/2022. Dengan pencapaian itu maka BWPT mampu menekan rugi bersih perusahaan menjadi Rp14,04 miliar dari Rp1,73 triliun pada kuartal III/2021.

Direktur Utama BWPT Henderi Djunaidi menuturkan, perseroan mencatat adanya penurunan beban bunga sebesar 23 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Selain itu, rasio keuangan juga membaik selama 2 tahun terakhir.

Ia menjelaskan, perbaikan kinerja BWPT seiring dengan operational excellence yang dicanangkan dan telah dijalankan secara konsisten. Selain itu, perusahaan juga mengalokasikan capex untuk peremajaan alat berat, mesin pabrik, truk angkutan hasil panen, dan peningkatan kualitas infrastruktur.

“Hal tersebut secara signifikan menunjang efektivitas operasional dan produktivitas tanaman,” jelasnya dikutip dari keterangan resmi perusahaan.

Henderi juga mengatakan volume penjualan CPO perusahaan juga mengalami kenaikan 32,5 persen secara year to date menjadi 242.376 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper