Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mencatatkan piutang total senilai Rp18 triliun dan setengah di antaranya merupakan piutang dari BUMN.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menerangkan terdapat total piutang mencapai Rp18 triliun saat ini, yang setengahnya merupakan piutang dari BUMN.
"Dari Rp18 triliun piutang ini separuhnya dari BUMN-BUMN, termasuk Angkasa Pura I dan AP II, mengerjakan pekerjaan bandara sebelumnya," jelasnya dikutip Kamis (10/11/2022).
Dia menerangkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) masih memiliki utang yang belum dibayarkan dari proyek LRT Jabodebek. Berdasarkan perhitungannya, terdapat Rp4,2 triliun yang merupakan utang turnkey atau pembayaran yang baru dilakukan ketika sudah pembangunan selesai.
"Kemudian di LRT ini dari Rp23,3 triliun pekerjaan kami di prasarana, ini Rp4,2 triliun turnkey, pembayarnya KAI," terangnya.
Entus menerangkan KAI dahulu dapat PNM LRT hanya Rp7,8 triliun, sementara pinjaman dari perbankan hanya Rp18--19 triliun. Ketika dijumlahkan hanya Rp28 triliun, sementara kebutuhan keseluruhan KAI pembangunan LRT Rp34 triliun.
Baca Juga
"Pekerjaan sudah 95 persen, dari Rp23,3 triliun dikurangi 4,2 triliun turnkey, kurang lebih kewajiban KAI kepada kami Rp19,1 triliun, kalau jumlah yang sudah dibayarkan kami sudah dibayar Rp15,6 triliun terakhir," tambahnya.
Dengan demikian, ada berkisar Rp3,4 triliun yang belum dibayarkan KAI selain pembayaran yang bakal dilakukan setelah proyek rampung.
"Pembayaran sisa ini dilakukan secara bertahap dan ditagihkan juga, pencairan ini akan mengurangi utang-utang kami yang selama ini sudah ada." katanya.
Beban LRT ini lanjutnya membebani neraca keuangan ADHI. Total utang KAI ke ADHI mencapai Rp7,6 triliun dari proyek LRT.
Lebih lanjut, Entus juga mengakui dari total utang terdapat utang senilai Rp2 triliun yang harus disertai kelengkapan dan persetujuan BPKP dan ini masih diselesaikan.
Lebih lanjut, BUMN lain yang memiliki utang kepada ADHI yakni PT Hutama Karya (Persero). Utang tersebut berasal dari pengerjaan jalan tol Banda Aceh-Sigli.
"Kami sudah menyelesaikan tiga paket paket yakni 2,3, dan 4. Akhir tahun ini paket 6 Insha Allah rampung," urainya.
Dalam proyek tersebut, ADHI memiliki pekerjaan senilai Rp8,1 triliun dan baru dibayarkan Rp5,3 triliun oleh Hutama Karya, sehingga menyisakan Rp2,8 triliun.
"Kami kebetulan punya pekerjaan 8,1 triliun, sudah dibayar 5,3 triliun oleh HK. Sisanya HK ada bagian PMN yang akan dibayarkan ke kami," tambahnya.
Mengacu pada laporan keuangan per kuartal III/2022 dibandingkan dengan akhir tahun lalu, ADHI mencatatkan piutang usaha terhadap pihak berelasi senilai Rp1 triliun naik dari Rp916,26 miliar, piutang retensi pihak berelasi Rp435,98 miliar naik dari Rp385,56 miliar, terakhir tagihan bruto pemberi kerja pihak berelasi senilai Rp5,62 triliun turun dari Rp6,75 triliun.
Selain perusahaan yang sudah disebutkan, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) melalui cucu usahanya PT Jogjasolo Marga Makmur memiliki utang tagihan Rp2,12 triliun, PT Jasamarga Jogja Bawen tagihannya senilai Rp263,32 miliar, hingga PT PLN (Persero) Rp251,66 miliar.