Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Hari Ini, Melonjak Berkat Pelemahan Dolar AS

Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, memperpanjang keuntungan akhir pekan lalu dan bertahan di atas level psikologis US$1.650
Ilustrasi emas global/Pexels.
Ilustrasi emas global/Pexels.
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, memperpanjang keuntungan akhir pekan lalu dan bertahan di atas level psikologis US$1.650 karena greenback melemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 0,23 persen menjadi US$1.680,50 per ounce.

Dolar AS melemah terhadap mata uang utama rivalnya pada Senin (7/11/2022), karena sentimen risiko meningkat, menekan permintaan untuk mata uang safe-haven, dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,68 persen menjadi 110,1190.

Dikutip dari Antara, harga emas bertahan di dekat level tertinggi multi-minggu yang dicapai akhir pekan lalu ketika mencatat persentase kenaikan harian terbesar sejak 2 April 2020, memicu beberapa analis pasar berspekulasi bahwa harga emas telah mencapai level terbawahnya.

Namun emas diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan mendatang, mengingat Federal Reserve mengisyaratkan akan terus menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi. Pembacaan angka pekerjaan yang kuat minggu lalu memberi bank sentral lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga.

Fokus minggu ini adalah laporan Departemen Tenaga Kerja AS tentang indeks harga konsumen AS, barometer inflasi untuk Oktober pada Kamis (10/11/2022), yang diperkirakan akan menunjukkan bahwa tekanan harga tetap berada di dekat level tertinggi 40 tahun. Data seperti itu kemungkinan akan mengundang lebih banyak gerakan hawkish dari The Fed.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 13,5 sen atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 20,919 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 28,90 dolar AS atau 3,01 persen, menjadi ditutup pada 989,40 dolar per ounce.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper