Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Merana Bareng Mata Uang Asia Lain ke Level Rp15.600 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan Selasa (1/11/2022).
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan Selasa (1/11/2022). Rupiah melanjutkan pelemahan bersama beberapa mata uang lain di kawasan Asia Pasifik.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan pelemahan sebesar 0,19 persen atau 30 poin ke Rp15.628 per dolar AS. Sampai pukul 15.15 WIB, indeks dolar AS terpantau turun 0,56 persen ke 110,90.

Di tengah pelemahan rupiah, mayoritas mata uang lain di kawasan Asia terpantau ikut turun. Peso Filipina terpantau melemah sebesar 0,23 persen, kemudian disusul ringgit Malaysia turun 0,11 persen, dan yen Jepang melemah 0,33 persen.

Sementara itu, mata uang kawasan Asia lainnya terpantau, rupee India sebesar 0,15 persen.yuan China terpantau menguat 0,56 persen dan won Korea Selatan menguat 0,64 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya menjelaskan pergerakan nilai tukar rupiah hari ini salah satunya dipengaruhi oleh rilis data purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia yang tumbuh 51,8 pada Oktober.

Meski turun cukup dalam dari bulan sebelumnya 53,7 tetapi masih berada di atas 50. Angka di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya adalah kontraksi.

Hal ini menjadi kabar baik di tengah isu resesi dunia, nilai tukar rupiah yang terpuruk dan Bank Indonesia (BI) yang terus mengerek suku bunga acuannya dalam 3 bulan beruntun sebesar 125 basis poin menjadi 4,75 persen.

Di saat suku bunga acuan naik, ekspansi dunia usaha akan berpotensi terhambat, sebab suku bunga kredit, baik investasi maupun modal kerja, akan mengalami kenaikan. Kenaikan tingkat keyakinan bisnis dalam kondisi tersebut memberikan harapan ekspansi sektor manufaktur akan terus berlanjut.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami inflasi 1,66 sebesar persen pada Oktober 2022 (mtm). Kondisi ini membuat, laju inflasi secara tahunan sudah menembus 5,71 persen (YoY).  lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yaitu 5,95 persen.

Sementara itu, dari eksternal, indeks dolar melonjak 0,8 persen pada Selasa, memperpanjang pemulihannya ke sesi keempat berturut-turut karena investor memposisikan diri untuk kenaikan suku bunga.

Kehati-hatian menjelang pertemuan Federal Reserve yang akan berakhir pada hari Rabu. Bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps). Tetapi pandangan The Fed tentang kebijakan moneter akan diawasi dengan ketat, di tengah beberapa ekspektasi bahwa bank sentral akan melunakkan sikap hawkishnya.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah dibuka berfluktuatif. Namun berpotensi melemah di rentan Rp15.600—Rp15.670 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper