Bisnis.com, JAKARTA - Konglomerat batu bara Dato' Low Tuck Kwong kembali melepas kepemilikan sahamnya di PT Bayan Resources Tbk. (BYAN). Sekalipun Bayan sedang mendulang cuan selama tahun berjalan.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/10/2022), Low Tuck Kwong mengurangi kepemilikan sahamnya sebanyak 50.500 saham. Low Tuck Kwong melepas saham BYAN pada harga Rp30.000 per lembar.
Jika dihitung, Low Tuck Kwong memperoleh dana senilai Rp1,51 miliar dari transaksi ini.
"Tujuan dari transaksi ini adalah untuk divestasi," kata Low Tuck Kwong, Senin (31/10/2022).
Penjualan ini dilakukan Low Tuck Kwong pada tanggal 24 dan 27 Oktober 2022.
Dengan pelepasan saham ini, kepemilikan saham Low Tuck Kwong di emiten berkode BYAN ini berkurang dari 2,03 miliar (2.031.497.787) saham atau 60,94 persen, menjadi 2,03 miliar (2.031.447.287) atau 60,94 persen.
Baca Juga
Low Tuck Kwong sebelumnya telah beberapa kali menjual kepemilikan sahamnya di BYAN pada bulan ini.
Pada 3-7 Oktober 2022, Low Tuck Kwong melepas sebanyak 1.513.200 lembar saham BYAN dengan nilai Rp30.000 per saham dan membuat kepemilikannya turun dari 60,99 persen menjadi 60,95 persen.
Adapun, pada 12-13 Oktober 2022, Low Tuck Kwong kembali menjual sahamnya sebanyak 127.000 lembar dengan harga Rp30.000.
Terbaru, pada 17 Oktober 2022 Low Tuck Kwong melepas sebanyak 19.000 saham BYAN miliknya dengan nilai Rp30.000 per saham.
Low Tuck Kwong hingga saat ini merupakan pemegang saham pengendali terbesar BYAN, dengan kepemilikan 60,94 persen saham. Sisanya, sebanyak 29 persen saham dimiliki masyarakat, 10 persen dimiliki PT Sumber Suryadana Prima.
Adapun pada penutupan perdagangan Senin (31/10/2022), saham BYAN tercatat bergerak naik ke zona hijau sebesar 1,94 persen, ke level Rp73.500 per saham.
Sementara itu, BYAN mencatatkan pendapatan US$3,34 miliar hingga kuartal III/2022 atau setara Rp52,14 triliun (kurs Jisdor Rp15.573 per dolar AS). Pendapatan ini naik 91,42 persen dibandingkan kuartal III/2021 yang sebesar US$1,74 miliar.
Pendapatan Bayan Resources ini ditopang oleh pendapatan batu bara yang naik 91,5 persen menjadi US$3,34 miliar hingga akhir September 2022, dari US$1,74 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, pendapatan non-batu bara BYAN juga tercatat naik menjadi US$5,93 juta, dari US$3,82 juta secara yoy.
BYAN mencatatkan peningkatan beban pokok 37,9 persen menjadi US$927,5 juta, dari US$672,6 juta secara tahunan.
Laba bruto BYAN pun tercatat melesat 124,87 persen dari US$1,07 miliar di kuartal III/2021, menjadi US$2,42 miliar di kuartal III/2022.
Laba bersih BYAN tercatat melesat 150,25 persen menjadi US$1,62 miliar atau setara Rp25,3 triliun. Laba bersih ini melesat dari US$650,3 juta secara tahunan atau year on year (yoy).