Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sambut Aksi Rights Issue, Kinerja Fundamental BBTN Topang Harga Saham?

Jelang rights issue, PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) meraup laba bersih Rp2,28 triliun pada kuartal III/2022, atau naik 50,11 persen.
Pekerja sedang menggarap proyek perumahan yang dibiayai oleh BTN. /Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja sedang menggarap proyek perumahan yang dibiayai oleh BTN. /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Jelang rights issue, PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) meraup laba bersih Rp2,28 triliun pada kuartal III/2022, atau naik 50,11 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan transformasi bisnis perseroan sudah inline dengan kondisi, posisi dan prospek mereka ke depan.

“Salah satu contoh yang saya lihat, seperti PR besar mereka untuk Dana Pihak Ketiga yang menjadi salah satu target transformasi mereka. Dan saya melihat mereka cukup agresif dengan hadirnya produk-produk saving untuk menghimpun dana murah nasyarakat,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (28/10/2022).

Alfred menambahkan digitalisasi proses yang ia nilai tepat bagi BTN ialah memiliki kekhususan sebagai Mortagage Bank.  Kalau melihat potensi kredit mortagage, lanjutnya, BTN diperhadapkan pada kondisi Indonesia yang terjadi Backlog yang cukup besar kondisi ini memberikan ruang pertumbuhan yang besar bagi BTN dalam penyediaan pembiayaan perumahan.

Berdasarkan laporan keuangan BBTN, peningkatan laba disumbang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang menembus Rp11,54 triliun, melesat 31,84 persen secara year on year (YOY). Faktor utama dari peningkatan NII adalah penurunan beban bunga sebesar 24,29 persen dari Rp9,81 triliun pada akhir September 2021 menjadi Rp7,43 triliun pada akhir September 2022.

Adapun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkat saat suku bunga acuan sudah terkerek naik. Hal ini menunjukkan BBTN memiliki likuiditas yang sangat kuat sehingga tidak terjebak praktik bunga deposito tinggi untuk meraup dana dari masyarakat. Likuiditas BBTN tercermin pada loan to deposits ratio (LDR) pada level 92,6 persen.

Selain itu, peningkatan DPK banyak terjadi pada produk giro yang melesat 33,57 persen menjadi Rp97,88 triliun. sementara itu tabungan turun tipis 4,14% menjadi Rp45,71 triliun dan deposito turun 0,61 persen menjadi Rp169,26 triliun.

Dengan begitu, porsi current account saving account (CASA) terhadap DPK naik menjadi 45,9 persen, atau posisi tertinggi sejak 2018. Bermodalkan CASA yang meningkat, BTN percaya diri untuk mengurangi wholesale funading, atau pendanaan di luar DPK. Tercatat wholesale funding turun dari Rp41,59 triliun menjadi Rp40,11 triliun.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan kenaikan laba bersih ditopang oleh inisiatif strategi yang telah dijalankan oleh perseroan, salah satunya menjaga struktur biaya dana atau cost of fund (CoF).

Hasilnya, CoF dari emiten bank bersandi BBTN ini turun dari level 3,28 persen menuju 2,36 persen pada akhir September 2022. Hal ini pun mendorong margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) meningkat secara tahunan dari 3,52 persen ke posisi 4,5 persen.

Haru juga menyampaikan penyaluran kredit dari BBTN sampai dengan akhir September 2022 mencapai Rp289,6 triliun atau meningkat 7,18 persen secara year-on-year (yoy). Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal III/2022.

Penyaluran kredit perumahan yang disalurkan BBTN tercatat mencapai Rp256,48 triliun hingga akhir September 2022. Dari jumlah tersebut, KPR subsidi mendominasi dengan nilai Rp140,97 triliun atau bertumbuh 8,46 persen secara tahunan.

Sementara itu, KPR non-subsidi tumbuh 6,4 persen menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III/2022. Kenaikan kredit berdampak langsung pada pendapatan bunga bersih yang tumbuh 31,84 persen yoy menjadi Rp11,54 triliun.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BBTN membukukan Rp312,84 triliun atau naik 7,41 persen secara tahunan. Peningkatan diikuti oleh perolehan dana murah (current account saving account/CASA) yang naik 18,7 persen menjadi Rp120,96 triliun.

“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 45,9 persen dari total DPK Bank BTN pada kuartal III/2022,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper