Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten migas dan kimia PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mencatatkan kinerja cemerlang sampai dengan kuartal III/2022. Analis memperkirakan saham AKRA masih berpotensi bergerak ke Rp1.700 per saham.
Pada perdagangan Rabu (26/10/2022), harga saham AKRA terpantau bergerak naik turun, sempat dibuka naik 0,37 persen pada posisi Rp1.365 dan melemah ke Rp1.345. Dalam sepekan, sahamnya turun 5,85 persen.
Padahal, AKRA baru-baru ini melaporkan kinerjanya pada kuartal III/2022 dengan peningkatan pendapatan sebesar 90,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) atau naik 4,2 persen dari kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter/qoq) menjadi Rp12,4 triliun.
Peningkatan pendapatan tersebut didorong oleh segmen distribusi minyak yang pendapatannya naik menjadi Rp9,9 triliun atau 101,4 persen yoy, dan naik 7,1 persen qoq seiring dengan meningkatnya permintaan dari sejumlah sektor, di antaranya sektor smelter logam, tambang, dan manufaktur.
Pendapatan segmen perdagangan kimia juga tumbuh menjadi Rp1,9 triliun atau melesat 71,9 persen yoy, namun turun 8,6 persen qoq, didorong oleh peningkatan ASP seiring dengan naiknya permintaan untuk kaustik soda.
Adapun, untuk JIIPE, perseroan melaporkan telah berhasil memenuhi target penjualan untuk 2022 sebesar 40 hektare, yang akan dicatatkan di laporan keuangan kuartal IV/2022.
Baca Juga
Dengan pendapatan tersebut, mendorong laba bersih AKRA sepanjang sembilan bulan 2022 menjadi Rp1,6 triliun atau melesat 96,2 persen yoy, salah satunya berkat efisiensi perseroan yang turut membaik.
D samping membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang fantastis, AKRA juga berhasil mencatatkan net cash untuk pertama kalinya, dengan torehan perolehan kas bersih sebesar 0,13 kali pada tiga kuartal tahun ini.
“Kami meyakini bahwa dengan stimulus serta kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah, aktivitas usaha di wilayah Indonesia akan kembali meningkat, yang tentunya akan memperbesar permintaan untuk lahan usaha JIIPE,” kata Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dalam riset, dikutip Rabu (26/10/2022).
Samuel Sekuritas Indonesia juga meyakini permintaan untuk minyak dan bahan kimia masih akan kuat di tahun depan seiring dengan meningkatnya aktivitas perusahaan sektor pertambangan dan manufaktur.
“Dengan landasan tersebut serta performa perseroan yang meningkat signifikan di kuartal III/2022, kami merevisi estimasi laba bersih kami untuk 2022 dan 2023 menjadi Rp2 triliun dan Rp2,3 triliun, yang merefleksikan pertumbuhan EPS sebesar 81,9 persen yoy dan 12,2 persen yoy.
Adapun, Samuel Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi buy untuk saham AKRA dan menaikkan target harganya menjadi Rp1.700 dari sebelumnya Rp1.500, merefleksikan 14,9 kali P/E 2023.
Di samping itu, yang bisa menjadi risiko ke depan adalah penurunan permintaan akibat memburuknya iklim investasi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.