Bisnis.com, JAKARTA – Analis meyakini emiten distributor BBM PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) bakal memiliki prospek cerah, berkat kenaikan harga komoditas termasuk bahan bakar minyak, serta meluasnya industri batu bara dan nikel.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan memaparkan bahwa emiten bersandi saham AKRA ini berpotensi mendulang pendapatan dan keuntungan lebih tinggi melihat perseroan yang merevisi target pendapatannya menjadi Rp1,8-Rp1,9 triliun pada 2022, dari sebelumnya di Rp1,4-Rp1,5 triliun.
“Hal ini didasarkan pada tingginya permintaan bahan bakar dari industri batu bara dengan produksi Indonesia diperkirakan mencapai 663 juta ton tahun ini atau 8 persen lebih tinggi dari tahun lalu,” jelas Hasan dalam riset, dikutip Selasa (11/10/2022).
Para perusahaan tambang batu bara saat ini berlomba mendongkrak produksinya untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga batu bara, yang bahkan sempat mencetak rekor. Selain itu, momentum kenaikan harga batu bara juga membuat AKRA bergeser fokusnya dari memasok bahan bakar menjadi memastikan ketersediaan untuk pabrik batu bara.
“Kami juga melihat ada potensi pertumbuhan dari segmen bahan kimia yang datang dari beragam pembangunan fasilitas smelter HPAL di Indonesia,” jelas Hasan.
Smelter HPAL memproses nikel limonir menggunakan metode hidrometalurgi yang memerlukan asam sulfat dalam prosesnya. Saat ini, ada dua HPAL yang sudah beroperasi di Indonesia yakni milik Grup Harita berkapasitas 36.000 ton nikel dan Huayou berkapasitas 60.000 ton nikel.