Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan Jumat (21/10/2022). Pelemahan ini menyusul kenaikan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,75 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 13 poin ata 0,08 persen yang membawanya pada posisi Rp15.584 per dolar AS.
Selain itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau dibuka bervariasi di hadapan dolar AS. Mata uang yen Jepang terlihat melemah 0,07 persen, dolar Hongkong melemah 0,07 persen, Rupee India menguat 0,32 persen, Yuan Tiongkok melemah 0,44 persen dan Ringgit Malaysa melemah 0,18 persen di hadapan Dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan perdagangan hari ini, Jumat (21/10/2022), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.550-Rp15.600 per dolar AS.
Kondisi pelemahan rupiah masih sangat dipengaruhi faktor sentimen penguatan dolar dan ekonomi global. Pelemahan mata uang ini menurutnya tidak hanya terjadi terhadap rupiah, tetapi juga terhadap mata uang negara lain.
Dia menyarankan pemerintah dan Bank Indonesia tidak perlu panik menyikapi pelemahan rupiah. Menurutnya, yang harus dilakukan adalah melakukan intervensi secara terukur, karena fundamental ekonomi Indonesia masih baik.
Baca Juga
“Aksi peningkatan suku bunga oleh BI kurang direspon pasar. Hal ini terlihat dari mata uang rupiah yang melemah,” imbuhnya.