Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Berisiko Tertekan Outlook Kenaikan Suku Bunga The Fed

Harga emas berpotensi kembali tertekan meskipun mulai naik dan dolar AS mengalami pelemahan, karena outlook peningkatan suku bunga The Fed.
Harga emas berpotensi kembali tertekan meskipun mulai naik dan dolar AS mengalami pelemahan, karena outlook peningkatan suku bunga The Fed. /Pexels.
Harga emas berpotensi kembali tertekan meskipun mulai naik dan dolar AS mengalami pelemahan, karena outlook peningkatan suku bunga The Fed. /Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun mulai mencatatkan kenaikan, harga emas diperkirakan akan kembali tertekan oleh outlook kenaikan suku bunga The Fed.

Mengutip data Bloomberg, pada Senin (17/10/2022) harga emas Comex mencatat kenaikan 5,80 poin atau 0,35 persen ke US$1.654,70 per troy ons. Sementara itu, emas spot tercatat naik 5,33 poin atau 0,32 persen ke US$1.649,80 per troy ons.

Kendati demikian, Analis Monex Investindo Futures (MIFX) memperkirakan harga emas masih terus dibayangi oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve, sementara pasar tembaga menunggu angka produksi kuartalan dari beberapa penambang terbesar di dunia, yang akan dirilis akhir pekan ini.

“Harga emas berada pada minggu terburuknya dalam dua bulan karena data menunjukkan inflasi AS kemungkinan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk "dijinakkan" dari yang diperkirakan semula. Angka tersebut mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi ketika Fed bertemu pada bulan November,” jelas Analis MIFX dalam riset, Senin (17/10/2022).

Adapun, pasar memperkirakan peluang hampir 100 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan November. Kenaikan tersebut akan menempatkan suku bunga AS di sekitar 4 persen, level tertinggi sejak akhir 2007.

“Logam kuning tetap tertekan oleh dolar AS yang kuat, yang tetap berada dalam jangkauan puncak 20 tahun yang dicapai bulan lalu. Imbal hasil Treasury AS juga diperdagangkan pada level tertinggi sejak krisis keuangan 2008,” imbuhnya.

Kenaikan suku bunga telah memukul harga emas tahun ini dan menguntungkan dolar AS, karena biaya peluang memegang emas tumbuh bersama dengan suku bunga pinjaman. Tren ini juga sebagian besar melemahkan daya tarik safe haven logam kuning, meskipun prospek ekonomi global terus memburuk.

MIFX memperkirakan hari ini harga emas berpeluang dijual untuk menguji level support di US$1.640 selama harga tertahan di bawah level resistance US$1.650 per troy ons.

Namun, kenaikan lebih tinggi dari level resistance tersebut berpeluang memicu aksi beli terhadap harga emas menguji level resistance selanjutnya di US$1.655. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia ada di US$1.640 - US$1.655 per troy ons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper