Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas hari ini berpotensi turun tajam karena pada akhir perdagangan pekan lalu dolar menguat membuat logam mulia ini parkir di level terburuk dalam dua bulan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok 28,1 dolar AS atau 1,68 persen menjadi ditutup pada 1.648,90 dolar AS per ounce, setelah mencapai terendah sesi di 1.646,15 dolar AS. Untuk minggu ini, emas kehilangan lebih dari 60 dolar AS atau 3,5 persen.
"Dengan inflasi yang tampaknya sangat keras kepala, mungkin (Fed) perlu melangkah lebih jauh dari yang diantisipasi pasar sebelumnya," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA dikutip dari Antara, Senin (17/10/2022).
Baca Juga
Emas juga tertekan setelah Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (14/10/2022) bahwa penjualan ritel AS tetap tidak berubah pada September, turun dari pertumbuhan 0,4 persen yang direvisi pada Agustus, karena rumah tangga mengurangi pembelian kendaraan bermotor dan barang-barang besar lainnya seperti elektronik dan peralatan di tengah inflasi yang sangat tinggi dan suku bunga yang meningkat pesat.
Pembacaan awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan yang dirilis Jumat (14/10/2022) berada di 59,8 pada Oktober, naik dari 58,6 pada September. Tetapi ekspektasi konsumen untuk inflasi selama tahun depan naik menjadi 5,1 persen dari level terendah satu tahun September di 4,7 persen.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 84,7 sen atau 4,48 persen, menjadi ditutup pada 18,071 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 1,50 dolar, atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 894,90 dolar per ounce
Tim riset MIFX memeperkiran prospek kenaikan suku bunga acuan The Fed yang agresif kembali dibulan Oktober berpeluang menekan turun harga emas.
Maka itu, harga emas berpeluang dijual untuk menguji level support $1640 selama harga tertahan di bawah level resistance $1650.