Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Performa Positif, Bursa Indonesia Terbaik Kelima di Dunia

Kendati belakangan menurun, performa IHSG di Bursa Efek Indonesia menjadi kelima yang terbaik di dunia sepanjang 2022.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2022. Optimisme pasar yang terjadi sejauh ini perlu dijaga ke depannya untuk menjaga performa positif tersebut pada tahun mendatang.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, kondisi pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2022 ini sangat menggembirakan. Hal tersebut terindikasi dari tren pertumbuhan yang ada baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun nilai–nilai transaksi.

Jeffrey menjelaskan, secara tahun berjalan IHSG masih mencatatkan pertumbuhan positif sekitar 6 persen. Catatan ini menjadikan Indonesia sebagai bursa dengan kinerja terbaik ke 5 di dunia pada tahun ini.

“Kita menjadi bursa terbaik ke 5 di dunia dengan hasil positif ini. Sejauh ini, kurang dari 10 bursa di dunia yang mencatatkan kinerja positif pada tahun 2022,” jelasnya saat memberikan sambutan pada acara Economic Outlook and Market Outlook dan Peluncuran MOST Trading Challenge Chapter 3 Mandiri Sekuritas, Rabu (12/10/2022).

Terkini, pada Rabu (12/10/2022), IHSG turun 0,43 persen menjadi 6.909,21, merosot 4 sesi beruntun. Penguatan IHSG sepanjang 2022 pun terpangkas menjadi 4,98 persen, meski masih lebih baik dari mayoritas bursa global yang melemah.

Sementara itu, rata–rata nilai transaksi harian saham di bursa Indonesia juga telah naik sekitar 14,4 persen dari kisaran Rp13 triliun menjadi Rp15,2 triliun per harinya. Volume dan frekuensi transaksi saham juga tercatat naik positif sekitar 18 persen.

Selain itu, investor ritel di Indonesia juga masih mencatatkan perkembangan yang menggembirakan. Jeffrey menuturkan, jumlah investor ritel Indonesia telah tumbuh mendekati 30 persen sepanjang tahun 2022.

Selanjutnya, 70 persen nilai transaksi saham didominasi oleh investor dalam negeri, sementara sisanya diisi oleh pemilik dana asing. Dari catatan tersebut, 49 persen nilai transaksi saham berasal dari investor ritel.

“Pertumbuhan optimal ini berarti pasar kita sangat optimistis pada tahun ini. Tantangan di tahun depan adalah menjaga optimisme ini bersama–sama,” lanjut Jeffrey.

Jeffrey melanjutkan, guna menjaga optimisme tersebut, BEI akan terus berupaya melakukan pendalaman pasar. Langkah ini dilakukan baik dari sisi supply maupun demand. Kemudian, BEI juga akan meningkatkan kapasitas infrastruktur perdagangan di bursa.

Selanjutnya, BEI juga berupaya meningkatkan perlindungan kepada investor secara sistematis. Sejumlah langkah yang telah dilakukan BEI dalam hal ini diantaranya adalah seperti pemberian notifikasi khusus kepada sebuah saham, pengumuman terkait aktivitas pasar tak wajar atau unusual market activity (UMA), dan lainnya.

“Menjaga optimisme ini harus dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan, mulai dari BEI, sekuritas, dan lainnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper