Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi menguat di tahun depan dengan sejumlah saham yang menarik dicermati investor.
Sementara itu, Tim Analis Samuel Sekuritas dalam risetnya memaparkan, IHSG merupakan indeks yang menghasilkan return terbesar secara year-to-date (ytd) didukung tingginya minat investor asing maupun ritel.
“Kami memproyeksikan return IHSG akan tumbuh sebesar 25,8 persen sepanjang 2022 dan 10,6 persen di 2023,” jelasnya, Jumat (7/10/2022).
Target indeks skenario fundamental IHSG proyeksi Samuel Sekuritas untuk 2022 dan 2023 masing-masing di posisi 7.500 dan 8.300 dengan P/E sebanyak 14 kali.
Pendorong IHSG masih dari sektor perbankan yang menguasai 38 persen dari kapitalisasi pasar. Selain itu, saham dengan fundamental dan prospek pendapatan yang baik juga akan mengungguli pertumbuhan IHSG.
Meskipun investor asing melakukan aksi jual saham blue chip yang cukup besar pada Juni-Juli 2022 karena ketidakpastian makroekonomi global, arus masuk investor asing kembali menguat pada bulan-bulan berikutnya, sekaligus mendongkrak angka net buy ytd menjadi Rp69,5 triliun per pertengahan September 2022.
Baca Juga
Samuel Sekuritas melihat potensi adanya sejumlah tantangan bagi pasar di tahun depan, di antaranya arus keluar modal asing akibat kebijakan Fhe Fed, pengetatan kebijakan moneter akibat lonjakan inflasi, dan risiko politik.
“Namun, kuatnya posisi ekonomi Indonesia saat ini diharapkan dapat mencegah penurunan pasar yang berlebihan. HSG saat ini diperdagangkan pada valuasi yang cukup menarik,” imbuhnya.
Portofolio pilihan Samuel Sekuritas merupakan gabungan dari saham-saham defensif yang lebih tahan dari efek kenaikan suku bunga dan lonjakan inflasi, saham-saham cylical play, dan saham dengan katalis jangka pendek.
Untuk jangka panjang, emiten dengan momentum pertumbuhan yang lebih kuat menarik dicermati.
Samuel Sekuritas membagi top picks dalam dua kategori, yaitu 3-month top picks dengan mempertimbangkan potensi pendapatan jangka pendek yang kuat, aksi korporasi atau katalis jangka pendek hingga akhir tahun, dan potensi untuk masuk di indeks MSCI Indonesia, yaitu DRMA, MEDC, BUKA, BUMI, dan MAPI.
Kategori kedua yaitu 12-month top picks mencakup emiten yang berpotensi mencetak pertumbuhan pendapatan pada 2023 dan bertahan di tengah tekanan inflasi, di antaranya BBRI, BMRI, EXCL, ICBP, RAJA, DRMA, dan ANTM.