Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Window Dressing, Intip Prospek Saham Lapis 2 dan 3

Sejumlah saham tier 2 dan 3 yang menarik dicermati investor antaralain di sektor finansial, konsumer dan telekomunikasi.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Periode window dressing pasar saham di pengujung tahun 2022 perlu dicermati investor, dengan sejumlah rekomendasi yang menarik terkait saham lapis (tier) 2 dan 3.

Direktur Utama Mandiri Investasi, Aliyahdin Saugi menjelaskan, potensi window dressing masih ada didukung kinerja emiten yang melampaui ekspektasi.

“Potensi window dressing masih ada, apalagi hadir laporan keuangan rata-rata emiten di kuartal II/2022 lebih baik dari yang kami bayangkan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/10/2022).

Aliyahdin menambahkan, sejumlah saham tier 2 dan 3 yang menarik dicermati investor antaralain di sektor finansial, konsumer dan telekomunikasi yang akan performing. “Selain momentum yang masih ada di sektor mining,” imbuhnya.

Terpisah, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM mengatakan daya tarik saham lapis 2 dan 3 masih terkait dengan sektor yang bergerak positif, terutama sektor energi seperti minyak bumi maupun batu bara.

“Kemudian sektor yang prospektif terkait dengan kendaraan listrik dan EBT juga menjadi sentimen di market sehingga emiten-emiten terkait menjadi buruan,” ujar Roger kepada Bisnis, Kamis (6/10/2022).

Dirinya menambahkan, hasil laporan keuangan pada kuartal II/2022 masih menjadi perhatian investor, dengan harapan kinerja di kuartal III/2022 akan mencatatkan hasil nilai positif.

“Per Oktober pertengahan bulan ini kami akan memulai earning season untuk kuartal ketiga, sehingga emiten dari lapis 2 dan 3 bisa menjadi daya tarik,” imbuh Roger.

Dari sisi perusahaan manajer investasi, Mandiri Investasi rencananya tidak akan melakukan perombakan portofolio.

Aliyahdin mengatakan, menurut pandangannya kondisi hawkish dari bank sentral global sudah terbentuk sejak akhir kuartal pertama tahun ini.

“Jadi strategi kami sudah menyesuaikan dari periode tersebut, tidak ada major rebalancing yang akan dilakukan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper