Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Melesat Lagi Jelang Pertemuan OPEC+ di Wina

OPEC+ akan mempertimbangkan untuk mengurangi produksi lebih dari 1 juta barel per hari ketika mereka bertemu pada Rabu (5/10/2022) waktu setempat.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak global hari ini melanjutkan penguatan setelah kemarin membukukan kenaikan satu hari terbesar sejak Mei 2022 karena potensi OPEC+ mengurangi pasokan secara subtansial.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/10/2022), pada 13.45 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,44 persen atau 0,37 poin ke posisi US$84 per barel. Sementara itu, minyak Brent melonjak 0,59 persen atau 0,52 poin ke US$89,38 per barel.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia akan mempertimbangkan untuk mengurangi produksi lebih dari 1 juta barel per hari ketika mereka bertemu pada Rabu (5/10/2022) waktu setempat.

Harga minyak mentah sebelumnya sempat merosot 25 persen pada kuartal terakhir karena bank sentral termasuk Federal Reserve menaikkan suku secara agresif untuk memerangi inflasi yang tak terkendali.

Pergeseran ke kebijakan moneter yang lebih ketat memicu spekulasi perlambatan tajam dalam pertumbuhan global, menekan permintaan komoditas yang juga terpukul oleh lonjakan dolar.

"Jika mereka [OPEC+ ]tidak melakukan apa-apa, harga akan meluncur ke US$80 atau lebih rendah, pasar bearish. Mereka telah melakukan sesuatu, mereka tidak punya pilihan. Mereka ingin melindungi sesuatu, yaitu sekitar US$90 per barel,” kata Fereidun Fesharaki, pendiri dan ketua FGE, kepada Bloomberg Television.

Prospek berkurangnya pasokan dari OPEC+ telah membantu memperluas rentang waktu pasar utama, menunjukkan ekspektasi kondisi yang lebih ketat. Spread cepat WTI atau perbedaan antara dua kontrak terdekatnya adalah 93 sen per barel, naik dari 35 sen dua minggu lalu.

Pertemuan OPEC+ di Wina, Austria akan menjadi pertemuan langsung pertama offline kelompok itu sejak pandemi memaksa pertemuan online. Selain itu, para menteri berencana mengadakan konferensi pers setelah sesi mereka. Ini merupakan briefing pertama sejak tahun lalu.

Saat ini, banyak negara OPEC+ tidak dapat memenuhi kuota produksi mereka secara penuh mengingat kendala pasokan. Itu berarti bahwa kesepakatan apa pun tentang pengurangan utama dalam output kolektif, yang dikenal sebagai paper cut, tidak akan mengarah pada penurunan yang sepadan dalam barel aktual karena ketidaksesuaian.

“Meskipun kami mengharapkan untuk adanya paper cut, pada kenyataannya pemotongan kemungkinan akan jauh lebih kecil,” kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING Groep NV di Singapura. Dia memperkirakan pengurangan 1 juta barel per hari, berarti pemotongan aktual kurang dari 400.000 barel.

Fesharaki dari FGE mengatakan bahwa jika OPEC+ mempertahankan kontrak berjangka di atas US$90 per barel, maka akan membutuhkan pengurangan pasokan aktual sebesar 500.000 barel per hari atau lebih. Di antara keputusan minggu ini, ia melempar kemungkinan tindakan sepihak tambahan pada pasokan oleh Arab Saudi atau bahkan Uni Emirat Arab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper