Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambles dan mengakhiri perdagangan sesi I di zona merah pada Jumat (23/9/2022) tersengat sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dan Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 11.30 WIB, IHSG mengakhiri sesi I dengan penurunan 0,43 persen atau 31,03 poin ke level 7.187,87. Indeks bertahan di zona merah sepanjang sesi di rentang 7.173,38-7.219,02.
Kapitalisasi pasar berada di Rp9.469,67 triliun. Sebanyak 289 saham parkir di zona hijau, 225 saham melemah, dan 175 saham bergerak di tempat.
Pergerakan IHSG terutama disebabkan oleh turunnya indeks sektor teknologi sebesar 1,08 persen, kemudian disusul sektor properti sebesar 1,03 persen dan energi sebesar 1,00 persen.
Sementara itu, sektor yang menguat mencakup transportasi sebesar 0,89 persen dan konsumer non-cyclical sebesar 0,58 persen.
Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) masih menjadi saham yang paling banyak ditransaksikan secara volume yakni sebanyak 3,6 miliar lembar dan nilai Rp541,7 miliar. BUMI mengakhiri sesi I di harga Rp147 atau turun 6,37 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, saham BIPI diperdagangkan sebanyak 916,1 juta saham dengan nilai Rp144,7 miliar, dan CARS senilai Rp73,7 miliar dengan volume 690,6 juta saham.
Adapun saham PT Panin Dubai Syariah Bank Tbk. (PNBS) ditransaksikan sebanyak 633,4 juta saham dengan nilai transaksi Rp55,4 miliar. Saat IHSG melemah, saham PNBS mampu melompat 11,25 persen. Menyusul saham PT Paninvest Tbk. (PNIN) yang naik 11,40 persen, serta saham PT Panin Financial Tbk. (PNLF) yang menanjak 9,50 persen
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, BBRI menjadi saham dengan penurunan terdalam yakni sebesar 1,32 persen sehingga parkir di Rp4.500. Di peringkat kedua koreksi terdalam terdapat ASII yang turun 1,05 persen ke Rp7.100 per saham dan disusul GOTO dengan koreksi sebesar 0,76 persen sehingga berada di harga Rp262 per saham.
Penguatan saham big cap hanya terjadi pada BYAN dengan kenaikan sebesar 0,15 persen ke harga Rp65.800 per saham.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya menyebut IHSG berpeluang melemah terimbas pergerakan Wall Street. Indeks Dow Jones kembali terjungkal pada penutupan perdagangan Kamis sebesar 0,35 persen akibat kekhawatiran investor bahwa AS akan masuk ke dalam jurang resesi akibat agresivitas The Fed menaikkan suku bunga.
“The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan Fed Funds Rate (FFR) sekitar 125 bps atau setara 1,25 persen di dua pertemuan The Fed hingga akhir tahun 2022 dan berlanjut menaikkan FFR hingga 4,6 persen pada 2023,” kata Edwin, Jumat (23/9/2022).
Kejatuhan Indeks Dow Jones diikuti dengan sentimen turunnya harga beberapa komoditas seperti batu bara yang turun tajam 6,10 persen, emas melemah 0,17 persen, nikel turun 1,81 persen. Selain itu yield obligasi AS tenor 10 tahun kembali naik dan berada di level 3, 71 persen.
Edwin menambahkan sentimen negatif juga dari dalam negeri. Rupiah melanjutkan pelemahan di level Rp15.020 walaupun Bank Indonesia secara tidak terduga menaikkan 7DRR sebesar 50 bps. Berbagai data tersebut menjadi sentimen negatif bagi perdagangan IHSG Jumat ini.
Edwin memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 7.152 – 7.255, sementara rupiah pada rentang Rp15.000 - Rp15.070 per dolar AS.