Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Saham Paling Aktif Sepekan, BUMI dan GOTO Laris

Saham BUMI dan GOTO menjadi yang paling banyak ditransaksikan selama sepekan.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi saham yang paling banyak diperdagangkan pada pekan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 12—16 September 2022, BUMI tercatat sebagai saham teraktif dengan frekuensi perdagangan sebanyak 309.208 kali. Transaksi BUMI mencakup 32,86 miliar saham dengan nilai Rp6,38 triliun.

Di posisi kedua saham teraktif ada emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang mencatatkan 185,038 kali transaksi atas 5,94 miliar saham senilai Rp1,58 triliun.

Di posisi ketiga berdasarkan frekeunsi perdagangan ditempati PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) yang mencatatkan transaksi 1,68 miliar saham senilai Rp427,6 miliar.

Deretan saham lainnya yang menempati posisi teratas berdasarkan total nilai transaksi yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) senilai Rp1,88 triliun, dan PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) senilai Rp406,41 miliar.

Kemudian terdapat juga emiten plat merah yang masuk dalam 10 saham teratas berdasarkan total transaksi yakni PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Masing-masing mencatatkan transaksi senilai Rp1,78 triliun dan Rp5,13 triliun.

Dilihat dari nilai transaksi, 10 besar saham teraktif pekan ini berkisar antara Rp82 miliar hingga Rp6,38 triliun. Adapun frekuensi transaksi berkisar dari 101.416 kali hingga 309.208 kali.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi di level 7.168 pada perdagangan akhir pekan Jumat (16/9/2022).

Beberapa sentimen seperti Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada pekan depan diduga menjadi penyebab ditutup terkoreksinya IHSG.

Head of Research NH Korindo Liza Camelia Suryanata mengatakan kemungkinan pasar gugup menyambut pertemuan FOMC pekan depan. The Fed memang akan membuat keputusan apakah akan meningkatkan suku bunga sebanyak 75 basis poin atau bahkan 100 basis poin.

Sementara itu, adanya RDG BI pada 22 September mendatang juga membuat pelaku pasar gugup akan adanya kenaikan bunga sebanyak 25 basis poin. Hal ini lantaran harus menyesuaikan dengan keputusan The Fed.

“Udah pasti bulan ini angka inflasi Indonesia akan bertambah lagi karena naiknya harga BBM subsidi,” ujar Liza kepada Bisnis pada Jumat (16/9/2022).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper