Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga BBM bakal berdampak negatif dalam jangka pendek terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham sektor transportasi bakal terdampak langsung, sementara sektor energi justru dinilai bakal kecipratan sentimen positif.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menjelaskan emiten di sektor-sektor transportasi bakal terdampak langsung kenaikan harga BBM baik bersubsidi maupun non subsidi.
"Sektor transportasi akan hadapi kenaikan BBM secara langsung, terpengaruh berat. Itu mereka paling tidak menghadapi jual beli minyak untuk industri juga sudah naik sejak kemarin, kondisi sudah normal sekarang, harapan pakai jasa kurir tidak kencang lagi momentumnya," jelasnya dalam diskusi virtual yang dikutip Minggu (4/9/2022).
Menurutnya, kenaikan harga BBM membuat emiten sektor energi akan menjadi primadona. Apalagi kondisi pasar global juga turut memberikan sentimen positif bagi sektor tersebut.
Adapun, secara sektoral, hingga Jumat (2/9/2022), saham-saham sektor energi telah menguat 68,2 persen.
Selain sektor energi, sektor industri juga termasuk sektor pemenang sejak awal tahun tumbuh 27,8 persen.
Baca Juga
"Fakta lainnya, ketika harga BBM naik, sebenarnya perekonomian di luar Jawa, pendapatan dari sawit dan batu bara cenderung terus tinggi, pendapatan orang di luar Jawa tumbuh relatif lebih tinggi dari Jawa," katanya.
Selain itu, dengan kenaikan harga BBM kali ini, yang paling menderita adalah kelas menengah.
“Alasannya sederhana, penghasilan tidak bertambah tapi beban biaya meningkat,” lanjutnya.
Sementara itu, Trimegah Sekuritas memperkirakan IHSG bakal tumbuh dan bertahan di level 7.100 pada akhir tahun ini. Sementara itu pada 2023 IHSG akan mencapai 7.500. Trimegah juga menyarankan investor memperhatikan saham-saham tertentu secara spesifik saat ini.