Bisnis.com, JAKARTA - Banyaknya maskapai yang kembali mereaktivasi jumlah pesawat pasca pandemi menjadi salah satu katalis pendorong perbaikan kinerja PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. (GMFI).
Direktur Utama GMF AeroAsia Andi Fachrurrozi memperkirakan segmen perwatan mesin tersebut menjadi asa bagi perseroan untuk membenahi kinerja serta ditopang dengan upaya menggarap potensi bisnis lain. Pada segmen bisnis perawatan mesin pesawat terdapat peningkatan permintaan layanan mencapai lebih dari 100 persen sebagai salah satu dampak positif dari melonjaknya permintaan reaktivasi pesawat.
“Reaktivasi menjadi salah satu asa dari perbaikan kinerja GMF ke depannya. Tentunya dengan ditopang dengan upaya menggarap potensi bisnis lain seperti perawatan pesawat private jets, konversi pesawat cargo, dan memaksimalkan kolaborasi dengan lessor untuk proyek redelivery," ujarnya, Jumat (2/9/2022).
Andi menyebut ada tiga strategi yang telah disusun berdasarkan jangka waktunya untuk perbaikan kinerja perseroan. Untuk rencana jangka pendek yang dilakukan adalah dengan mengelola likuiditas dan arus kas yang dilakukan dengan negosiasi dengan pelanggan terkait pricing dan skema pembiayaan serta melakukan proses penagihan yang sudah selesai.
GMF juga menunda pengeluaran capex pada pengembangan yang belum jadi prioritas serta melakukan restrukturisasi utang.
Pada jangka menengah GMF melakukan diversifikasi bisnis, merambah ke sektor perawatan pesawat, passenger fighter, private jet, dan pesawat angkut militer. Kemudian, melakukan peningkatan bisnis perawatan industrial gasoline engine untuk perawatan mesin turbin.
Baca Juga
Untuk jangka panjang, strategi yang disusun adalah konsolidasi global untuk mempercepat pemulihan bisnis.
Andi berharap segala strategi tersebut dapat mengakselerasi pemulihan hingga satu tahun ke depan.
Langkah pembenahan kinerja yang terus dilakukan GMF secara bertahap mulai menunjukkan hasil yang positif. Hal ini terwujud melalui beban usaha yang menyusut sebesar 18,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni dari US$ 67,7 juta pada kuartalI/2021 turun menjadi US$55,3 juta pada kuartal I/2022. Lebih lanjut, pada akhir kuartal I/2022, GMFI juga berhasil mencatatkan perolehan EBITDA positif senilai US$300.000.