Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. (ARTO) berupaya menggaet komunitas untuk memperkuat basis nasabah dan juga bisnis pendanaan (funding) dan penyaluran kredit (lending).
Head of Sustainability Bank Jago Andy Djiwandono mengatakan ARTO melakukannya secara terukur. “Karena manajemen kami sebagian besar berlatar belakang bankir, kami terbiasa menjalankan prinsip menjaga balance sheet yang sehat dan berimbang. Bagaimanapun bank adalah institusi pengumpul dana publik. Maka itu, bank harus sehat agar terus mendapat kepercayaan masyarakat,” kata Andy dalam keterangan resmi Jumat (2/9/2022).
ARTO, lanjutnya, berupaya meningkatkan hubungan dengan komunitas dan membuatkan berbagai aktivitas yang relevan.
“Aktivitasnya kami beri nama kumpul jagoan. Jagoan adalah istilah bagi nasabah Bank Jago. Nah, para Jagoan ini kami fasilitasi untuk berkumpul. Kami siapkan banyak aktivitas yang sesuai dengan minat dan aspirasi mereka,” kata Andy.
Nadia Harsya, Certified Financial Planner, menyatakan inovasi ini menunjukkan bank ingin mendengar lebih banyak masukan dari para nasabahnya tentang fitur fitur relevan yang perlu dikembangkan. Kedua, bank bertanggung jawab atas fitur dan layanan yang dipasarkan dengan cara mengedukasi terus menerus nasabahnya. Ketiga, membangun ikatan emosional antara nasabah dan bank sehingga bisa memupuk loyalitas pelanggan yang lebih langgeng.
“Dulu, bank yang menentukan segalanya dan nasabah wajib mengikuti. Sekarang terbalik situasinya, nasabah menjadi penentu dan bank harus menyesuaikan diri,” kata Nadia Harsya.
Baca Juga
Ekonom CELIOS Bhima Yudhistira menambahkan beberapa bank digital merayu nasabah dengan bunga simpanan lebih tinggi dari rata-rata industri. Jalan pintas ini terpaksa ditempuh untuk mengumpulkan dana pihak ketiga dan memberikan kesempatan menggunakan produk dan layanan mereka kepada publik.
“Tujuannya mengundang konsumen untuk menjajal aplikasi. Setelah terbiasa dan merasakan langsung keunggulan aplikasi, konsumen diharapkan menjadi lebih loyal dan pada akhirnya mau menggunakan bank digital sebagai pilihan utama,” kata Bhima.
Akan tetapi, menurutnya promo bunga tinggi atau gimmick lain yang sejenis, bukanlah cara yang tepat untuk mengikat loyalitas pelanggan dan tidak bagus buat biaya operasional bank. “Lagipula, setelah masa promo selesai, kesetiaan nasabah bisa memudar. Jadi, dalam bisnis digital, yang fana adalah promosi, kualitas produk dan layanan itu abadi,” pungkas Bhima.