Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Bisnis-27 mengawali perdagangan hari ini dengan pelemahan di posisi 583.95 sejalan dengan pelemahan saham AMRT, BMRI dan HEAL.
Mengutip data Bloomberg Kamis (1/9/2022) pukul 09.12 WIB, indeks hasil kerja sama dengan harian Bisnis Indonesia tersebut turun 3,26 poin atau setara 0,56 persen.
Dari 27 konstituen, 10 saham terpantau parkir di zona hijau, 1 saham stagnan, dan 16 saham lainnya berada di zona merah.
Sementara itu, emiten yang mencatatkan pelemahan paling tinggi pada pembukaan perdagangan hari ini yaitu AMRT yang turun 2,75 persen menjadi Rp2.120. Disusul emiten BMRI dan HEAL yang melemah masing-masing 1,98 persen dan 1,34 persen.
Kemudian, terdapat pula beberapa saham big caps yang mengalami pelemahan yakni ASII, BBCA, BBRI, dan TLKM. Secara berturut-turut emiten tersebut melemah 0,72 persen, 0,61 persen, 0,46 persen, dan 0,44.
Sebaliknya, terdapat sederet konsituen yang mampu menguat pada awal perdagangan pagi hari ini seperti saham BRPT, TBIG, CPIN, INDF, ADRO, UNVR dan lainnya di kisaran 1,22 persen sampai 0,22 persen.
Baca Juga
Emiten yang terpantau masih stagnan alias belum mencatatkan adanya transaksi adalah BBNI Koreksi indeks Bisnis-27 pada Kamis (1/9/2022) searah dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang turun ke posisi 7.155,18 atau turun 0,33 persen setara 23,4 poin.
Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan IHSG dibayangi ole sentimen negatif seperti kenaikan harga BBM dan kebijakan The Fed.
Edwin menyebut Indeks DJIA kembali terpuruk di hari keempat sebesar 280,44 poin atau turun 0,88 persen. Dengan demikian, selama 4 hari Indeks DJIA sudah turun tajam 1781,36 poin atau 5,44 persen.
Menurut Edwin, turunnya indeks DJIA ini menyusul komentar terbaru dari Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester yang mengatakan saat ini The Fed butuh untuk menaikkan suku bunga hingga sedikit di atas 4 persen pada awal tahun depan dan menahannya di sana.
"Terjungkalnya Indeks DJIA tersebut dikombinasikan dengan kembali turunnya harga beberapa komoditas berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di awal September," kata Edwin, Kamis (1/9/2022).
Hal tersebut ditambah dengan masih alotnya tarik menarik rencana kenaikan harga BBM domestik. Adapun Edwin memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 7.108 hingga 7.213.