Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia dibuka melemah pada Senin (4/8/2025), melanjutkan koreksi selama tujuh hari berturut-turut, dipicu oleh data tenaga kerja AS yang lemah dan meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang terpantau turun 1,89% ke level 2.893,06, sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,08% pada level 8.655,50. Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3%, sementara saham Korea Selatan bergerak fluktuatif di tengah spekulasi revisi pajak capital gain.
Pergerakan pasar Asia menunjukkan bahwa pelemahan tajam di Wall Street pada Jumat pekan lalu masih mengguncang pasar global. Data tenaga kerja yang mengecewakan — berupa peningkatan pengangguran dan perlambatan penciptaan lapangan kerja — memicu kekhawatiran investor, setelah sebelumnya pasar reli selama tiga bulan berturut-turut karena ekspektasi ekonomi AS akan tahan terhadap tekanan tarif dari Presiden Donald Trump.
Kyle Rodda, analis pasar senior di Capital.com, Melbourne mengatakan, pertanyaan mulai muncul soal keberlanjutan ekspansi ekonomi AS. Meskipun pasar telah memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada September, sentimen pasar tetap risk-off, yang menunjukkan bahwa kabar buruk memang dipandang sebagai kabar buruk.
Indeks S&P 500 ditutup melemah 1,6% pada Jumat pekan lalu, sementara Nasdaq 100 yang berbasis teknologi turun 2% — penurunan harian terbesar dalam beberapa bulan terakhir bagi kedua indeks acuan tersebut.
Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun 16 basis poin, sementara yield obligasi bertenor dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan turun 28 basis poin. Penurunan tajam ini mencerminkan ekspektasi yang meningkat bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan September, setelah mempertahankan level bunga pada pertemuan sebelumnya.
Baca Juga
Pascarilis data ketenagakerjaan, sebagian pelaku pasar bahkan memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin — dua kali lipat dari biasanya.
“September hampir pasti akan ada pemangkasan — bahkan bisa jadi sebesar 50 basis poin untuk mengejar ketertinggalan,” ujar Jamie Cox dari Harris Financial Group.
Secara terpisah, Presiden Trump menyatakan akan segera mengumumkan nama gubernur baru The Fed dan kepala statistik ketenagakerjaan baru, dua posisi penting yang dapat membentuk arah kebijakan ekonominya.
The Fed mengumumkan pada Jumat bahwa Gubernur Adriana Kugler mengundurkan diri, membuka peluang bagi Trump untuk menunjuk pengganti yang sejalan dengan keinginannya untuk menurunkan suku bunga.
Pada hari yang sama, Trump memecat Kepala Statistik Ketenagakerjaan Erika McEntarfer, hanya beberapa jam setelah data pasar tenaga kerja menunjukkan pelemahan, termasuk revisi tajam ke bawah untuk bulan Mei dan Juni.