Bisnis.com, JAKARTA — Saham otomotif Grup Astra, PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mendapat rekomendasi overweight dari MNC Sekuritas karena sejumlah faktor.
Analis MNC Sekuritas, Muhamad Rudy Setiawan mengatakan, sektor otomotif di Indonesia masih akan bertumbuh di tahun ini didukung momentum pemulihan ekonomi, perluasan stimulus, dan lanskap yang bervariasi seiring maraknya kendaraan listrik (EV).
“Kami menganggap sektor otomotif overweight, dengan ASII dan AUTO sebagai pilihan utama,” ujarnya dalam riset, dikutip Selasa (30/8/2022).
Dia menambahkan, potensi ASII yang masuk dalam segmen kendaraan listrik cukup prospektif. Dalam perhelatan GIIAS 2022, ASII menyampaikan konsep adanya potensi pengembangan Ayla/Agya menjadi EV untuk segmen low-income.
Tidak hanya mempersiapkan dari segi penjualan produk, Grup Astra AUTO juga telah menyiapkan infrastruktur untuk stasiun EV Astra Otopower.
Rudy melanjutkan, stasiun ini akan hadir di beberapa lokasi sebagai saran untuk mempersiapkan infrastruktur perhelatan Kepresidenan G20 serta pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Juga
“Dengan daya tawar yang kuat di antara masyarakat Indonesia, kami memandang Astra masih akan menjadi pemenang di masa depan,” imbuhnya. Sebagai informasi, penjualan mobil di Indonesia selama periode Januari—Juli 2022 meningkat sebesar 20,78 persen secara tahunan menjadi 545.000 unit.
Toyota masih memimpin pasar dengan pertumbuhan 21,1 persen year-on-year (yoy), disusul Daihatsu dan Honda yang masing-masing naik 38,3 persen dan 11,7 persen yoy. Di sisi lain, Rudy menambahkan Gaikindo memproyeksikan penjualan mobil berpotensi mencapai 950.000 unit sepanjang tahun ini.
ASII dan AUTO pun mendapat rekomendasi overweight, dengan target harga Rp7.425 dan Rp1.700 per saham. Adapun risiko investasi mencakup volatilitas rupiah, kenaikan inflasi dan suku bunga serta kekurangan chip semikonduktor.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.