Bisnis.com, JAKARTA – Emiten PT Medco Energi International (MEDC) mencetak performa luar sepanjang semester I/2022, dengan raihan pendapatan sebesar US$1,1 miliar atau naik 803 persen (yoy) dan pertumbuhan laba bersih hingga lebih dari 4 kali lipat atau naik 481,1 persen yoy menjadi US$270 juta.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan meyakini bahwa tren kenaikan harga minyak dunia, yang menjadi salah satu pendongkrak kinerja MEDC, masih akan berlanjut seiring dengan keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak serta turunnya persediaan minyak di AS.
Melihat perkembangan terbaru di pasar minyak global sesuai keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak dan turunnya persediaan minyak di AS. Samuel Sekuritas merevisi proyeksi harga minyak dunia untuk sepanjang 2022 dan 2023 menjadi US$96,06 per barel dan US$86,1 per barel.
Namun, turunnya tensi geopolitik dan kemungkinan masuknya Iran ke pasar minyak global berpotensi menekan harga minyak ke depan.
“Kami memperkirakan rata-rata harga jual [ASP] MEDC akan bergerak sejalan dengan harga minyak global, berdasarkan analisis korelasi kami, keduanya memiliki korelasi yang tinggi. Di samping itu, kami juga melakukan analisis sensitivitas, yang menunjukkan bahwa jika harga minyak dunia turun 5– 10 persen pada 2023, laba bersih MEDC akan turun 1,37– 2,78 persen,” paparnya dalam riset, Senin (29/8/2022).
Meski ada potensi fluktuasi ASP, ditambah potensi ketidakpastian ekonomi karena naiknya suku bunga The Fed dan BI7DRR, Samuel Sekuritas yakin performa MEDC ke depan masih cukup baik, didukung salah satunya oleh skema take-or-pay yang diterapkan MEDC dalam kontrak penjualannya, yang rata-rata berdurasi 3-4 tahun. Hal ini akan menjamin performa MEDC setidaknya hingga 2024.
Baca Juga
Di samping itu, profil utang yang beragam dan manajemen utang MEDC dengan kontrak swap suku bunga yang diterapkan sebagai lindung nilai dapat memitigasi volatilitas suku bunga.
“Selain itu, sebagian besar utang MEDC berdenominasi dolar AS; artinya, dampak fluktuasi nilai tukar rupiah tidak terlalu besar. Berdasarkan analisis kami, setiap kenaikan suku bunga 0,5 persen akan menurunkan laba sebelum pajak MEDC sebesar 0,31 persen, demikian juga sebaliknya,” kata Farras.
Dengan catatan tersebut, Samuel Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham MEDC dengan TP yang lebih tinggi, menjadi Rp1.200, merefleksikan 3,5 kali EV/EBITDA pada 2023.
“Selain menaikkan target harga, kami juga menaikkan proyeksi kami untuk pendapatan MEDC di 2022/2023 masing-masing menjadi US$515 juta/US$658 juta, mencerminkan pertumbuhan EPS sebesar 996 persen/28 persen,” ungkapnya.
Pada perdagangan Senin (29/8/2022) saham MEDC terpantau menguat 11,98 persen atau 100 poin ke Rp935. Emiten milik Arifin Panigoro tersebut sudah mencatatkan pertumbuhan harga saham hingga 100,64 persen sepanjang tahun berjalan (ytd), dan 87,75 persen yoy.