Bisnis.com, JAKARTA — Saham tambang PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mendapat rekomendasi Mirae Asset Sekuritas yang menurun dari trading buy menjadi hold karena sejumlah pertimbangan, seperti kenaikan tarif royalti batu bara.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Juan Harahap mengatakan, kinerja PTBA akan lebih baik pada semester II/2022 seiring produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi, karena cuaca yang lebih baik daripada periode sebelumnya.
“Namun, kami melihat beban royalti yang lebih tinggi di semester II/2022, karena peraturan [royalti] baru akan diterapkan pada September 2022,” ujar Juan dalam riset, Senin (29/8/2022).
Sebagai informasi, PTBA mencatat pendapatan pada kuartal II/2022 senilai Rp10,2 triliun, naik 62,3 persen secara tahunan.
Pertumbuhan pendapatan tersebut didorong oleh harga jual rata-rata (ASP) yang lebih tinggi senilai Rp1,3 juta per ton, dikombinasikan volume penjualan yang lebih tinggi sebesar 7,6 juta ton.
Secara kumulatif, PTBA membukukan laba bersih Rp6,2 triliun, melesat 246,1 persen di atas perkiraan run-rate 56,2 persen.
Baca Juga
“Kami menurunkan rekomendasi trading buy kami menjadi hold PTBA dengan target harga yang tidak berubah Rp4.500,” tutup Juan.
Rekomendasi tersebut didorong oleh potensi pendapatan yang lebih rendah pada 2023, karena harga rata-rata batu bara yang lebih rendah, serta potensi peningkatan kapasitas produksi disertai cadangan batu bara yang melimpah.
Adapun risiko utama mencakup harga batu bara global yang lebih rendah dan perubahan peraturan.
Pada perdagangan sesi pertama Bursa Efek Indonesia, Senin (29/8/2022) saham PTBA turun 1,15 persen ke level Rp4.310.
Saham berkapitalisasi pasar Rp49,65 triliun tersebut telah mencatatkan transaksi 18,37 juta saham senilai Rp79,27 miliar.