Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Senin (22/8/2022), beriringan dengan melemahnya mayoritas mata uang lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,36 persen atau 53,50 poin sehingga parkir di posisi Rp14.891,50 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau menguat 0,29 poin atau 0,27 persen ke level 108,4590.
Sementara itu, mata uang won Korea Selatan terpantau anjlok 1,05 persen memimpin pelemahan mata uang di kawasan Asia terhadap dolar AS pada hari ini.
Selain itu baht Thailand tercatat melemah 0,85 persen, peso Filipina melemah 0,47 persen, dolar Taiwan turun 0,30 persen, dan yuan China turut melemah 0,29 persen terhadap dolar AS.
Di sisi lain, mata uang yen Jepang menjadi satu-satunya yang terpantau menguat sebesar 0,12 persen terhadap dolar AS di kawasan Asia pada hari ini.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, dolar AS menguat ke level tertinggi baru pada perdagangan hari ini, karena pembuat kebijakan Federal Reserve mempertahankan sikap hawkish atas kebijakan moneter menjelang simposium kunci Jackson Hole bank sentral akhir pekan ini.
Baca Juga
“Indeks naik lebih dari 2 persen minggu lalu, reli mingguan terbaik sejak April 2020, didorong oleh serangkaian pejabat The Fed yang menekankan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih besar diperlukan untuk memerangi inflasi yang melonjak pada level tertinggi 40 tahun,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (22/8/2022).
Ibrahim menjelaskan bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 224 basis poin semenjak Maret 2022, dan semua mata akan tertuju pada pidato Ketua Jay Powell di Jackson Hole, Wyoming pada hari Jumat depan untuk jawaban yang mungkin tentang seberapa tinggi suku bunga AS.
Di sisi lain, raksasa energi Rusia Gazprom mengumumkan penghentian tiga hari untuk pasokan gas Eropa melalui pipa Nord Stream 1 pada akhir bulan ini, di mana menurut Ibrahim kemungkinan akan memperburuk krisis energi di kawasan itu.
Dia juga memperkirakan Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga kembali pada bulan September. Sejalan dengan perkiraan Bank of England yang melanjutkan pengetatan kebijakan moneter dengan kenaikan suku bunga 50 basis poin di bulan September.
Sementara itu dari domestik, Ibrahim menyampaikan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang akan diumumkan pekan depan oleh Presiden Joko Widodo menurutnya membuat inflasi akan melesat dan menyebabkan nilai tukar rupiah semakin tergerus.
“Rupiah pun tertekan. Namun pemerintah masih akan mengantisipasi melesatnya inflasi,” ungkapnya.
Perkiraan kenaikan harga BBM sendiri berkaitan dengan tingginya harga minyak dunia sehingga mendorong peningkatan gap harga keekonomian dan harga jual Pertalite dan Solar sehingga berdampak pada kenaikan subsidi BBM dan kompensasi energi di APBN 2022.
Selain itu, Ibrahim juga menyampaikan yang akan turut mempengaruhi pergerakan rupiah adalah Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter besok, Selasa (23/8/2022).
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan besok, Selasa (23/8/2022), dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.870 - Rp14.950.