Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, 19 Agustus 2022

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan kembali melemah pada Jumat (19/8/2022) akibat minimnya sentimen positif yang menopang penguatan.
Pecahan uang kertas baru Tahun Emisi 2022/Bank Indonesia
Pecahan uang kertas baru Tahun Emisi 2022/Bank Indonesia
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan kembali melemah pada Jumat (19/8/2022) akibat minimnya sentimen positif yang menopang penguatan.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan Jumat (19/8/2022) memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun akan ditutup melemah di rentang Rp14.820—Rp14.870 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,46 persen atau turun 68,5 poin sehingga berada di posisi Rp14.836,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, pada pukul 15.06 WIB terpantau menguat 0,20 persen atau 0,217 poin ke level 106,70.

Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia terpantau turut melemah, dipimpin oleh won Korea Selatan yang melemah 0,76 persen terhadap dolar AS. Kemudian disusul oleh baht Thailand yang melemah 0,66 persen, dan rupee India melemah 0,28 persen.

Mata uang di Asia Pasifik yang turut melemah terhadap dolar AS adalah yen Jepang sebesar 0,16 persen dan yuan China 0,18 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya, dikutip Jumat (19/8/2022), menyebutkan penguatan dolar AS terjadi setelah risalah pertemuan The Fed menunjukkan bahwa Bank Sentral AS bisa menaikkan suku bunga lebih jauh untuk mengendalikan inflasi.

“Banyak peserta mencatat risiko bahwa The Fed dapat memperketat sikap kebijakan lebih dari yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas harga,” tulis Ibrahim.

Besarnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed selanjutnya akan bergantung pada inflasi harga konsumen dan data pekerjaan Agustus 2022. Data-data tersebut akan dirilis sebelum pertemuan The Fed pada September 2022.

Peluang kenaikan 75 basis poin pada September turun menjadi 40 persen persen setelah risalah rapat, dari sebelumnya 52 persen. Peluang kenaikan 50 basis poin menjadi 60 persen.

Di sisi lain, kondisi keuangan yang lebih longgar karena acuan imbal hasil treasury 10-tahun bertahan di bawah 3 persen dan membaiknya pasar kredit dan saham juga meningkatkan spekulasi bahwa The Fed mungkin perlu lebih agresif dalam menaikkan suku bunga.

Dari dalam negeri, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2023 pmencapai 5,3 persen, meski perekonomian dunia dihantui krisis. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2023, belanja negara diproyeksikan sebesar Rp3.041,7 triliun dan pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp2.443,6 triliun.

“Dengan demikian, defisit APBN diproyeksikan mencapai 2,58 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pemerintah mulai melakukan normalisasi dengan menetapkan target defisit kembali ke level prapandemi Covid-19, yakni di bawah 3 persen,” katanya.

Dalam pidato kenegaraannya pada Selasa (16/8/2022), Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa tantangan yang akan dihadapi perekonomian dunia ke depan sangat berat. Krisis kesehatan yang belum selesai akibat pandemi Covid-19, perang Rusia dan Ukraina menyebabkan terjadinya krisis pangan, krisis energi, bahkan krisis keuangan.

Pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Jokowi, kata Ibrahim, terkesan optimistis. Terutama dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan tumbuh 5,3 persen di tengah perlambatan ekonomi global.

Harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia (ICP) diperkirakan sebesar US$90. Angka tersebut mengindikasikan kenaikan harga komoditas masih akan memberikan windfall bagi pendapatan negara.  Namun, jika melihat trennya, harga komoditas saat ini telah menunjukkan adanya penurunan dan hal ini dinilai akan menjadi tantangan ke depan.

“Di samping itu, terdapat kontradiksi di mana pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama pemerintah tahun depan. Padahal, kenaikan inflasi masih menjadi ancaman bagi perekonomian Indonesia,” kata Ibrahim.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi tahunan Indonesia hingga Juli 2022 sudah menembus 4,94 persen. Angka ini merupakan capaian inflasi tertinggi sejak Oktober 2015. Selain itu, defisit APBN yang akan diturunkan ke bawah 3 persen juga menjadi tantangan.

“Sementara pembangunan infrastruktur menjadi prioritas, pemberian subsidi juga diperkirakan masih tinggi,” lanjutnya.

08:15 WIB
The Fed Diperkirakan Menaikkan Suku Bunga

The Fed perlu terus menaikkan biaya pinjaman untuk mengendalikan inflasi yang tinggi, sejumlah pejabat bank sentral AS mengatakan pada Kamis (18/8/2022), bahkan ketika mereka memperdebatkan seberapa cepat dan seberapa tinggi untuk mengangkatnya.

Presiden Fed St Louis James Bullard mengatakan dia condong ke arah mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut pada September.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper