Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Pasar Mendukung, Target Penerbitan SBN 2023 Diyakini Realistis

Pasar SBN dinilai akan mengalami perbaikan minat baik dari investor institusional maupun ritel di tahun depan.
Investor menunjukan aplikasi reksadana yang menjual Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Investor menunjukan aplikasi reksadana yang menjual Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pasar yang lebih kondusif akan mendukung tercapainya pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) pada 2023. Pasar SBN juga dinilai akan melihat perbaikan minat baik dari investor institusional maupun ritel di tahun depan.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede menuturkan, target penerbitan SBN yang naik tipis pada target 2023 didasarkan pada perkiraan bahwa pada tahun depan akan terjadi penurunan pinjaman luar negeri sebesar Rp16,62 triliun, dibandingkan dengan outlook di tahun ini yang mencatatkan penambahan sebesar Rp45,98 triliun.

"Oleh karena itu, meskipun nilai defisit APBN turun 8,08 persen dibandingkan dengan outlook 2022, namun target realisasi penerbitan SBN naik tipis di tahun 2023," kata Josua saat dihubungi, Kamis (18/8/2022).

Josua melanjutkan peningkatan realisasi SBN di tahun depan akan bergantung pada sentimen di pasar keuangan global. Hal ini mengingat sektor perbankan akan cenderung menggunakan likuiditasnya untuk penyaluran kredit.

Sementara itu, sentimen dari luar negeri diperkirakan mulai membaik tahun depan seiring dengan perkiraan bahwa langkah The Fed tidak akan seagresif di tahun ini. Josua memperkirakan The Fed mampu menaikan suku bunganya hingga 3,5 persen di tahun ini, kemudian, akan cenderung melandai dan bahkan berpotensi turun pada 2023.

"Kebijakan yang cenderung tidak hawkish dari Fed berpotensi menarik kembali investor asing ke Indonesia, sehingga demand dari SBN akan kembali pulih, yang diharapkan mampu menampung supply dari SBN di tahun depan," imbuhnya.

Josua menambahkan, pertumbuhan minat juga akan muncul dari investor ritel. Menurutnya, hal ini seiring dengan proyeksi peningkatan disposable income dari masyarakat.

Adapun, dalam penerbitan SBN di tahun depan, pemerintah perlu memperhatikan dampak dari penerbitan SBN terhadap pembayaran utang di jangka menengah hingga panjang. Pemerintah juga perlu melanjutkan konsolidasi fiskal, guna mengurangi defisit, sehingga pertumbuhan dari belanja bunga utang cenderung dapat melambat ke depannya.

"Dari sisi konsolidasi fiskal tersebut, pemerintah perlu menekankan pada sisi peningkatan realisasi revenue, yang diharapkan mampu menjadi penyangga pembayaran utang pemerintah secara umum," pungkasnya.

Pemerintah menargetkan pembiayaan utang dari SBN sebesar Rp712,93 triliun dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.

Dalam nota keuangan yang disampaikan Presiden Joko Widodo, jumlah tersebut naik tipis 0,2 persen jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun ini sebesar Rp711,57 triliun.

Ia menjelaskan, upaya pemenuhan target pembiayaan utang melalui penerbitan SBN pada 2023 akan dilakukan dengan memprioritaskan instrumen SBN berdenominasi rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper