Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten perbankan dalam konstituen indeks High Dividen 20 seperti BBRI, BBNI, BMRI, dan BBCA disebut menarik untuk dicermati usai rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga 5,44 persen. Hal ini lantaran sektor perbankan merupakan motor dari pertumbuhan perekonomian.
Pada Jumat (5/8/2022), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kenaikan dalam laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 yang mencapai level 5,44 persen secara year-on-year (yoy). Angka tersebut naik 3,72 persen dibanding tahun lalu. Secara tahunan, perekonomian Indonesia tumbuh secara konsisten sejak kuartal III/2021 sampai dengan kuartal II/2022.
Vice President of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyebut selain sektor perbankan, emiten saham yang patut diamati adalah sektor keuangan seperti ADMF. Menurut wawan, ADMF selalu memberikan dividen yang tinggi sehingga dapat diharapkan tahun ini investor publik memperoleh dividen yang besar.
Selain itu, sektor pertambangan seperti batu bara juga menarik perhatian Wawan. Hal ini lantaran adanya kenaikan harga yang tinggi sehingga dapat didistribusikan sebagai dividen
Lebih lanjut, Wawan menilai proyeksi dari emiten saham indeks High Dividen 20 dapat mencapai hingga 10 sampai 12 persen. Alasannya karena setelah membagikan dividen, emiten akan mengalami penurunan sebesar dividen.
"Investor siap-siap saja kalau ada volatilitas terutama ketika sudah pembagian dividen," ujar Wawan kepada Bisnis.com pada Senin, (8/8/2022).
Baca Juga
Wawan juga menilai kinerja para emiten saham dalam indeks High Dividen 20 pada semester satu dan kuartal II rata-rata sudah sesuai atau bahkan di atas ekspektasi.
Sebelumnya diberitakan, beberapa emiten dalam Indeks High Dividen 20 yang menghasilkan pertumbuhan laba bersih besar dengan UNTR dan ASII paling besar. Selain, dua emiten grup Astra tersebut beberapa emiten yang memperoleh pertumbuhan laba besar adalah BBRI, BBNI, BMRI, MPMX, ADMF, BBCA, UNVR, KLBF, dan TLKM.
Menurut Wawan, pertumbuhan laba terjadi seiring dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan disebut otomatis membutuhkan banyak pendanaan sehingga emiten saham seperti sektor keuangan menjadi diuntungkan.
"Jadi satu dari aktivitas bisnis masyarakat yang sudah pulih," ujar Wawan.
Kemudian, langkah pemerintah dalam menjaga suku bunga agar tidak naik juga menjadi salah satu faktor laba emiten saham indeks High Dividen 20 dapat tumbuh.