Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Profit Taking, Pasar Kripto Kembali Melemah

Pasar kripto diwarnai aksi profit taking, dipengaruhi oleh sentimen The Fed.
Ilustrasi aset kripto Bitcoin/Freepik
Ilustrasi aset kripto Bitcoin/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi ambil untung atau profit taking yang dilakukan investor membuat harga bitcoin dan aset kripto lainnya kembali melemah setelah sempat naik.

Pernyataan The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunga berpotensi memberikan tekanan tambahan yang memicu kelanjutan tren koreksi harga.

Mengutip data CoinMarketCap, Rabu (3/8/2022) harga bitcoin terpantau turun 0,06 persen ke level US$22.846,13. Sementara itu, harga sejumlah altcoin terpantau ikut lesu, yakni Ethereum (ETH) terkoreksi 0,16 persen menjadi US$1.615,62, solana (SOL) stagnan 0,07 di level US$38,48, dan Cardano (ADA) juga melemah 0,09 persen ke posisi US$0,5002.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan pekan ini pola pergerakan pasar kripto masih sulit menampilkan performa terbaiknya. Hal ini seiring dengan terjadinya aksi profit taking dan bersamaan dengan volume perdagangan yang terlihat tipis sejak Senin (1/8), sehingga ada kemungkinan investor sedang wait and see bermain di pasar kripto.

"Volume transaksi khususnya bitcoin dari data on-chain terpantau sideways, meski harganya sempat naik pekan lalu. Investor juga berubah haluan untuk tidak melakukan akumulasi ketika BTC gagal tembus level resistensinya di US$23.000. Alhasil, investor memilih aksi profit taking daripada akumulasi," kata Afid dikutip dari keterangan resminya, Rabu (3/8/2022).

Afid mengatakan, koreksi harga saat ini masih tergolong normal di pasar kripto. Kenaikan harga aset kripto harus dibarengi dengan koreksi atau retest lebih dahulu, sebelum melaju tinggi lagi.

Sehingga, menurutnya perilaku investor saat ini normal, dan jika aksi profit taking semakin meningkat dalam beberapa minggu ke depan, hal ini dapat menjadi katalis untuk kelanjutan bearish lainnya dalam jangka pendek.

Adapun, pasar kripto tenggelam pada perdagangan Rabu pagi ini setelah pejabat The Fed mengisyaratkan bank sentral masih berniat menaikkan suku bunga sampai inflasi terkendali. Komentar tersebut terbukti cukup untuk kembali menekan pergerakan harga bitcoin dan aset kripto.

Komentar pejabat The Fed muncul setelah data ekonomi AS terbaru menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan AS pada Juni 2022 turun ke level terendah sembilan bulan terakhir, tanda tekanan ekonomi meningkat. Pasar tenaga kerja AS telah menjadi titik terang dalam ekonomi, jika tidak kehilangan momentum dan kemungkinan menuju resesi.

Di samping itu, perjalanan Ketua Parlemen AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan telah menciptakan titik tekanan baru bagi investor yang sudah berurusan dengan prospek resesi AS, kenaikan suku bunga di seluruh dunia, dan inflasi yang berisiko mengakar saat perang Rusia di Ukraina memperburuk krisis pangan.

Afid menjelaskan, kegugupan investor pada hari Rabu ini sudah cukup untuk menekan pasar. Menurutnya, pasar aset berisiko akan mengalami tekanan pasca perjalanan Pelosi ke Taiwan yang bisa menimbulkan ketegangan geopolitik yang melibatkan China.

“Jika pasar saham anjlok, bukan tidak mungkin akan berpengaruh ke kripto. Kemudian, Taiwan sebagai produsen chip semiconductor bila terjadi ketegangan akan mengganggu pasokan dan berpengaruh pada mining kripto," ungkap Afid.

Dari sisi analisis teknikal, level resistensi bitcoin berada di US$23.509 dan titik support terdekatnya pada harga US$22.850. Selama koreksi harga BTC tidak menembus level support US$21.000, maka pergerakan tersebut masih termasuk hal normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper