Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diprediksi rawan koreksi pada perdangan hari ini, Rabu (3/8/2022) dibayangi penguatan dolar AS.
Kemarin (2/8/2022), mata uang Garuda melemah 0,11 persen atau turun 16 poin sehingga berada di posisi Rp14.889 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan pelemahan mata uang Garuda terjadi di tengah aksi investor yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga seagresif yang diperkirakan.
Dari dalam negeri, kebijakan moneter Indonesia sejauh ini lebih didasarkan pada inflasi inti dan pertumbuhan ekonomi. Pondasi utama kebijakan suku bunga didasarkan pada proyeksi inflasi inti ke depannya dan juga keseimbangan dengan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, gejolak ekonomi luar negeri juga menjadi pertimbangan, termasuk kenaikan suku bunga di AS.
“Kebijakan suku bunga didasarkan pada proyeksi inflasi inti dan pertumbuhan ekonomi, karena inflasi inti mencerminkan permintaan dan penawaran. Dengan demikian, tidak secara otomatis jika suku bunga negara lain naik, maka suku bunga Indonesia juga ikut naik. Semuanya tergantung pada kondisi ekonomi di dalam negeri,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, dikutip Rabu (3/8/2022).
Jika dilihat dari inflasi yang ada saat ini, inflasi IHK mencapai 4,94 persen secara tahunan dan hampir menyamai perkiraan Bank Indonesia. Sementara itu, inflasi harga pangan pada bulan Juli adalah 11,47 persen yoy. Inflasi harga pangan dipicu oleh gangguan pasokan dari global dan faktor cuaca di dalam negeri.
Baca Juga
Di sisi lain, inflasi inti yang mencerminkan kekuatan dari permintaan dan penawaran masih sangat rendah. Pada Juli 2022, inflasi inti berada di angka 2,86 persen, lebih rendah dari yang diperkirakan Bank Indonesia yaitu 2,99 persen.
Sementara itu, BI memperkirakan tingkat inflasi nasional pada 2022 akan mencapai kisaran 4,5 hingga 4,6 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 4,2 persen. Sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berpotensi bias ke bawah pada kisaran perkiraan tahun ini sebesar 4,5 hingga 5,3 persen.
Adapun untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.870-Rp15.000 per dolar AS.
Mengutip Antara, Rabu (3/8/2022), mata uang China yen menguat 0,12 persen versus greenback menjadi 131,46 per dolar pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat. Yen berada di jalur untuk kenaikan hari kelima terhadap dolar, kemenangan beruntun terpanjang sejak 2020.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, juga lebih tinggi, membalikkan penurunan baru-baru ini. Indeks terakhir naik 0,5 persen di 105,86. Indeks telah mereda baru-baru ini karena investor mulai menilai kembali seberapa agresif Federal Reserves dengan kenaikan suku bunganya pada masa depan.
Rupiah ditutup melemah 0,15 persen atau 22,50 poin ke Rp14.911,50 per dolar AS.
Indeks dolar AS terpantau melemah 0,01 poin atau 0,01 persen ke 106,23.
Menjelang penutupan perdagangan, rupiah masih terdepresiasi 0,16 persen atau 24,50 poin ke Rp14.913,50 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS menguat 0,04 persen atau 0,05 poin ke 106,19.
Rupiah melemah 0,17 persen atau 26 poin ke Rp14.915 per dolar AS pada 14.00 WIB.
Adapun indeks dolar AS terpantau menguat 0,15 persen atau 0,16 poin ke 106,40.
Rupiah melemah 0,16 persen atau 23,50 poin ke Rp14.912,50 per dolar AS pada 11.47 WIB.
Adapun indeks dolar AS terpantau melemah 0,15 persen atau 0,16 poin ke 106,09.
Rupiah melemah 0,18 persen atau 26,5 poin ke Rp14.915,50 per dolar AS pada 10.25 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,05 persen atau 0,05 poin ke 106.,19.
Rupiah dibuka melemah 0,15 persen atau 22 poin ke Rp14.911 per dolar AS pada 10.14 WIB.
Adapun indeks dolar AS terpantau menguat 0,07 persen atau 0,08 poin ke 106,32.