Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Gudang Garam (GGRM) Merosot 59 Persen Jadi Rp956,14 miliar

Laba bersih Gudang Garam (GGRM) selama semester I/2022 tergerus seiring dengan beban penjualan dari cukai rokok yang meningkat.
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mencatatkan kinerja keuangan yang menurun di semester I/2022.

Mengutip laporan keuangan Gudang Garam per 30 Juni 2022, Jumat (29/7/2022), emiten rokok kompetitor HMSP tersebut mencetak laba bersih yang merosot 59,37 persen di paruh pertama tahun ini, yakni senilai Rp956,14 miliar dari Rp2,35 triliun pada semester I/2021.

Laba bersih GGRM tersebut berbanding terbalik dengan pendapatan yang terkerek 1,82 persen secara tahunan menjadi Rp61,67 triliun.

Pendapatan Gudang Garam dari penjualan rokok dalam negeri menyumbang porsi terbesar, dengan rincian sigaret kretek mesin (SKM) senilai Rp55,9 triliun, sigaret kretek tangan (SKT) Rp4,17 triliun, dan rokok klobot Rp8,43 miliar.

Secara keseluruhan, penjualan rokok Gudang Garam di pasar domestik di semester I/2022 naik 2 persen senilai Rp60,8 triliun dari Rp59,7 triliun periode yang sama tahun 2021.

Sementara itu, ekspor rokok Gudang Garam tercatat turun, dari Rp861,27 miliar di semester I/2021, menjadi Rp787,4 miliar di paruh pertama tahun ini.

Beban pokok penjualan Gudang Garam mencapai Rp56,53 triliun atau naik 4,37 persen dibandingkan Rp54,16 triliun pada paruh pertama tahun lalu.

Beban penjualan tertinggi berasal dari kenaikan pita cukai, PPN, dan pajak rokok yang meningkat 10,68 persen mencapai Rp50,70 triliun dibandingkan semester pertama 2021 senilai Rp45,81 triliun.

Selain itu, Gudang Garam juga menanggung sejumlah biaya yang turut membengkak, seperti biaya transportasi, pengangkutan, iklan, promosi, dan beban pemasaran lain yang mencapai total Rp1,12 triliun, naik 14,20 persen dari sebelumnya Rp980,65 miliar.

Seiring dengan terbitnya laporan keuangan perseroan, saham GGRM pun ikut merosot. Pada penutupan perdagangan Jumat, (29/7/2022) saham GGRM terkoreksi 2,45 persen atau setara 700 poin, dan membawanya ke posisi Rp27.850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper