Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Ramayana (RALS) Melesat 107 Persen Jadi Rp286 Miliar

Lonjakan laba ditopang oleh pendapatan Ramayana (RALS) pada semester I/2022 mencapai Rp1,85 triliun, atau naik 8,10 persen secara tahunan.
Gerai Ramayana Prime di Cibubur. - Bisnis - Novita Sari Simamora
Gerai Ramayana Prime di Cibubur. - Bisnis - Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) mencatatkan peningkatan kinerja pada semester I/2022. Penjualan dan laba Ramayana selama enam bulan pertama tahun ini lebih baik daripada tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi di harian Bisnis Indonesia pada Jumat (29/7/2022), pendapatan RALS pada semester I/2022 mencapai Rp1,85 triliun, naik 8,10 persen dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar Rp1,71 triliun.

Kenaikan ditopang oleh pertumbuhan penjualan barang beli putus sebesar 5,71 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp1,44 triliun, dari Rp1,37 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, komisi penjualan konsinyasi naik 17,53 persen yoy menjadi Rp407,50 miliar.

RALS tercatat mampu menurunkan beban pokok penjualan menjadi Rp938,45 miliar pada semester I/2022, 1,54 persen lebih rendah daripada semester I/2021 sebesar Rp953,17 miliar.

Hal tersebut membuat laba kotor RALS naik 20,15 persen yoy dari Rp763,74 miliar pada semester I/2021 menjadi Rp917,64 miliar di semester II/2022.

Sementara itu, laba tahun berjalan Ramayana meningkat 107,53 persen yoy menjadi Rp286,03 miliar pada semester I/2022. Tahun lalu pada periode yang sama, laba tahun berjalan Ramayana hanya sejumlah Rp137,82 miliar.

Selama Januari-Juni 2022, total aset RALS turun dari Rp5,08 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp5,07 triliun per 30 Juni 2022. Penurunan terutama disebabkan oleh turunnya aset tidak lancar dari Rp1,84 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp1,79 trilliun pada 30 Juni 2022.

Total liabilitas juga turun dari Rp1,48 triliun pada akhir tahun menjadi Rp1,41 triliun per Juni 2022. Penurunan terutama terjadi pada liabilitas jangka pendek pada pos utang usaha yang turun menjadi Rp484,77 miliar, dari sebelumnya Rp607,24 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper