Bisnis.com, JAKARTA – Masuknya Alibaba ke Grup Sinar Mas Smartfren menimbulkan optimisme pertumbuhan kinerja perseroan. Salah satunya terkait proyek data center atau pusat data.
Direktur Smartfren Antony Susilo menyampaikan konfirmasinya terkait berita Alibaba menginvestasikan dana US$100 juta ke Smartfren Telecom. Penjualan saham FREN tersebut dilakukan oleh PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA), salah satu entitas usaha Grup Sinar Mas. DSSA menjual 19,6 miliar saham FREN ke Grup Alibaba.
"Smartfren terus mencari kesempatan untuk berkolaborasi dengan penyedia jasa lokal maupun global. Dengan demikian, kinerja FREN dapat terus meningkat ke depan. Melalui strategi Beyond Telco, FREN fokus mengembangkan layanan digital baru," paparnya dalam keterangan resmi, Kamis (28/7/2022).
Dalam keterangan terpisah, Corporate Secretary DSSA Susan Chandra menyampaikan perusahaan melakukan penjualan 6 persen saham FREN atau setara 19.604.974.800 (19,6 miliar) saham. Harga pelaksanaan Rp77 sehingga total transaksi mencapai Rp1,5 triliun.
"Tanggal transaksi penjualan saham FREN dilakukan pada 26 Juli 2022," jelasnya.
Setelah transaksi, DSSA memegang 52,98 miliar saham FREN atau setara 17 persen, dari sebelumnya 72,59 miliar saham atau 23 persen. Tujuan transaksi penjualan saham FREN ialah kolaborasi bisnis.
Baca Juga
Pada perdagangan Kamis (28/7/2022), saham FREN naik 3,12 persen atau 3 poin menjadi Rp99. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp31,2 triliun dengan valuasi PER 305,22 kali. Sepanjang 2022, saham FREN naik 13,79 persen.
Sebelumnya, FREN menyampaikan ambisinya terkait mega proyek data center berkapasitas 1.000 megawatts (MW) dari konsorsium Sinar Mas dan Dubai.
Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menyatakan induk perusahaan yaitu Grup Sinar Mas dan perusahaan asal Dubai, Group 42 (G42) telah bersepakat bakal membangun data center berkapasitas 1.000 MW.
Sebagai informasi, jumlah itu hampir sepuluh kali lipat dari total kapasitas data center di Indonesia. “Dalam MoU kita sepakat akan membangun 1.000 MW. Bayangkan seluruh Indonesia kalau dijumlahkan hari ini total baru sekitar 159 MW,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (13/7/2022).
Merza menjelaskan saat ini perseroan telah mulai mengerjakan mega proyek tersebut. Adapun pengerjaan mulai dari perencanaan teknis, survey lokasi dan beberapa perancangan yang sudah mulai berjalan.
Menurutnya, perencanaan dan perancangan akan sedikit memakan waktu. Setelah kedua hal terlengkapi, FREN baru akan membeberkan alokasi belanja modal atau capex yang akan dikeluarkan.
“Dari hasil survey dan desain nanti baru bisa dilihat berapa biaya yang dibutuhkan kami. Secepatnya akan kami kerjakan karena tidak boleh terlalu lama,” imbuhnya.
Di sisi lain, anak usaha Sinar Mas yaitu Moratelindo juga sedang memperkuat segmen bisnis data center. Direktur Utama Moratelindo Galumbang Menak menuturkan dengan dana Rp1 triliun ini, perseroan mampu meningkatkan kapasitas data center miliknya.
"Kami selalu mengandalkan pinjaman bank maupun sukuk atau ijarah. Dengan IPO ini, dengan perkiraan dana Rp1 triliun, modal usaha akan meningkat," ujar Galumbang dalam konferensi pers Moratelindo, Selasa (12/7/2022).
Menurutnya, investasi MORA ke depan akan difokuskan untuk memperluas coverage, memperluas akses fiber to the home dan building, ducting, dan memperbesar kapasitas pusat data atau data center milik perseroan.
"Sekarang ini kami memiliki data center yang kapasitasnya sudah 70 persen dan akan segera kami upgrade atau perbesar kapasitasnya," tuturnya