Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Prospek LQ45 dan IDX30 Setelah Dikocok Ulang

BEI melakukan pergantian konstituen indeks LQ45 dan IDX30. Terdapat lima saham baru yang masuk ke dalam dua indeks tersebut.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang konstituen indeks LQ45 dan IDX30. Terdapat lima saham baru yang masuk ke dalam dua indeks tersebut, yang diharapkan dapat mengangkat kinerja kedua indeks tersebut.

Di Indeks LQ45, BEI memasukkan tiga saham baru, yakni PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), dan PT Indika Energy Tbk. (INDY). Sementara itu, di IDX30, BEI memasukkan 3 saham terbaru, yakni PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) , dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, secara historis selama ini, kinerja Indeks LQ45 maupun IDX30 kerap kali underperform jika dibandingkan dengan IHSG. Meski demikian, lanjut Pandhu, selisihnya tidak terlalu jauh karena penggerak indeksnya berdasarkan perhitungan bobotnya juga mirip.

Pandhu menjelaskan, Indeks LQ45 dan IDX30 direbalancing berdasarkan nilai transaksi dan hasil perhitungan bobot berdasarkan market cap dikali free float. Ketika suatu saham bergerak menguat, secara otomatis market cap juga akan meningkat.

Saham dengan dukungan nilai transaksi yang besar dan konsisten, maka biasanya akan berhasil masuk ke daftar indeks LQ45 atau IDX30.

"Hal ini terjadi terutama pada ITMG, HRUM, dan INDY yang beberapa bulan ini menguat cukup drastis ditopang oleh kenaikan harga batu bara, menggantikan saham GGRM, PTPP, BBTN, EXCL, dan TKIM secara value transaksi yang relatif sepi untuk beberapa bulan terakhir," kata Pandhu kepada Bisnis, Selasa (26/7/2022).

Meski demikian, pihaknya tidak begitu yakin masuknya anggota baru dalam LQ45 dan IDX30 akan dapat mendorong pergerakan kedua indeks tersebut.

Menurut Pandhu, selain secara catatan historis memang lebih sering underperform, biasanya anggota baru indeks tersebut masuk ketika harga sahamnya sudah menguat cukup tinggi, sehingga risiko untuk mengalami koreksi relatif besar.

"Hal ini disebabkan oleh cara pemilihan kedua indeks tersebut menitikberatkan pada faktor besarnya nilai transaksi dan market cap, sedangkan prospek masa depan dan valuasi tidak terlalu diperhitungkan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper