Bisnis.com, JAKARTA – PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) terus menggenjot dan mengoptimalisasi produksi baja dengan target untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata dan ekonomi kreatif.
Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng atau akrab disapa Argo mengungkapkan bahwa pasar domestik masih sangat banyak peluang terutama untuk proyek infrastruktur bangunan yang belum banyak produsennya dari dalam negeri.
Argo menyebutkan bahwa kini pihaknya tengah menargetkan sebagai pemasok untuk pembangunan IKN di Kalimantan dan KEK yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
“Target kami ke depan tentu selain Ibu Kota Negara, kami menargetkan perkembangan seperti KEK yang baru digaungkan, mudah-mudahan kami bisa jadi supplier di situ,” ujarnya usai melepas ekspor baja ke Selandia Baru di kantor GGRP, Cikarang Barat, Selasa (27/7/2022).
Pada 2021 pemerintah menetapkan KEK parekraf yang diharapkan dapat berkontribusi menyumbang pertumbuhan ekonomi tanah air. Kawasan tersebut meliputi Mandalika, Tanjung Kelayang, Likupang, Tanjung Lesung, Singhasari, Morotai, Nongsa, dan Lido.
Secara tahunan, kapasitas produksi GRPP sebanyak 2,2 juta ton dengan utilisasi pada 2021 sebesar 40-50 persen. Untuk itu, Argo mengatakan pada tahun ini akan lebih mengoptimalkan utilisasi hingga 60 persen untuk mencapai target ekspor hingga 20 persen dari total produksi dan mengamankan pasokan dalam negeri.
Pada awal Juli 2022, GRPP mengoperasikan mesin terbarunya, yakni light section mill(LSM) dengan nilai investasi sebesar Rp1 triliun. Argo berharap beroperasinya mesin LSM bisa mendukung kemajuan industri dalam negeri, terutama dalam meningkatkan kapasitas, kualitas, dan efisiensi (reducing cost).
Jika sebelumnya kapasitas produksi baja profil I dan H sebesar 480.000 ton, maka dengan mesin LSM, kapasitas produksi dapat ditingkatkan sebesar 500.000 ton. Dengan demikian, total kapasitas produksi GGRP untuk baja jenis tersebut menjadi 980.000 ton.
Sebelumnya Argo menyebutkan bahwa kebutuhan nasional untuk baja profil I dan H sebanya 500.000 ton. Artinya, GGRP dapat memasok kebutuhan dalam negeri setidaknya untuk tujuh tahun ke depan.
“Kami berharap dengan beroperasi mesin LSM ini kami sanggup memenuhi permintaan pasar lokal nasional sampai tujun tahun ke depan tanpa impor,” ujar Bos GGRP tersebut.