Bisnis.com, JAKARTA - Emiten taksi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) mencatatkan kinerja penjualan mobil bekas yang meningkat signifikan pada kuartal I/2022.
Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono menjelaskan kinerja perseroan tumbuh berturut-turut dua kuartal pada kuartal IV/2021 dan kuartal I/2022. Salah satu pertumbuhan signifikan terjadi pada pendapatan dari hasil penjualan aset mobil bekas.
"Pada kuartal pertama ini, perseroan membukukan pertumbuhan total pendapatan dari penjualan aset tidak lancar atau mobil bekas sebesar 39 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (21/7/2022).
Di periode ini, BIRD membukukan pertumbuhan laba kotor sebesar 26,1 persen pada kuartal I/2022 dibandingkan dengan kuartal I/2021, unit bisnis penjualan mobil bekas BIRD menunjukkan penguatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sepanjang 2021, performa bisnis perusahaan kembali diuji untuk mencapai level terbaiknya sejalan dengan dinamika pembatasan mobilitas yang ditetapkan oleh pemerintah guna menekan laju penyebaran Covid-19 pada kuartal pertama dan ketiga tahun 2021.
Strategi bisnis perusahaan, lanjutnya, mampu membawa perseroan untuk menemui kinerja yang baik di tengah situasi pandemi pada kuartal IV/2022 dan kuartal I/2022.
Baca Juga
Hasilnya Pada kuartal I/2022, BIRD berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp674 miliar, naik sebesar 40,4 persen dari Rp480 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Laba kotor juga meningkat menjadi Rp 176 Miliar dari Rp 83 Miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara itu, laba operasional perusahaan juga meningkat menjadi sebesar Rp35 Miliar dari rugi operasional Rp47 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
EBITDA BIRD juga mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebanyak 89 persen menjadi Rp149 miliar pada kuartal pertama 2022.
Pada Maret 2022, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat, Perseroan mencatatkan rebound pendapatan yang jauh melampaui pencatatan bulan Januari.
"Kuartal pertama 2022 juga menandai pertumbuhan positif dua kuartal secara berturut-turut sejak pandemi melanda di Maret 2020," terangnya.