Bisnis.com, JAKARTA – Imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) Indonesia terpantau melemah setelah pengumuman inflasi Amerika Serikat.
Data dari World Government Bonds pada Kamis (14/7/2022) mencatat, tingkat imbal hasil SUN Indonesia dengan tenor 10 tahun berada di level 7,391 persen. Posisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan level pada 13 Juli kemarin pada 7,244 persen.
Selama sepekan terakhir, yield SUN Indonesia telah melemah sebesar 11,4 basis poin. Sementara itu, dalam periode 1 bulan belakangan, imbal hasil SUN telah menguat 2,2 basis poin.
Adapun, level credit default swap (CDS) 5 tahun Indonesia per hari ini ada di level 159,38. Posisi tersebut mengindikasikan probabilitas default atau gagal bayar sebesar 2,66 persen.
Sebelumnya, inflasi Amerika Serikat melesat jauh di atas ekspektasi bulan Juni 2022, sekaligus mencatat lonjakan terbesar sejak 1981. Hal ini membuat Federal Reserve semakin yakin untuk menaikkan suku bunga acuan akhir bulan ini.
Dilansir Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (CPI) AS naik 9,1 persen pada Juni 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) Departemen Tenaga Kerja.
Baca Juga
Dibandingkan bulan sebelumnya, CPI AS naik 1,3 persen, terbesar sejak 2005. Adapun CPI inti, yang menghilangkan komponen makanan dan energi yang lebih mudah berubah, naik 0,7 persen mom dan 5,9 persen yoy.
Angka inflasi ini berada di atas median proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan CPI AS naik 8,8 persen pada Juni. Adapun dibandingkan Mei, CPI sebelumnya diperkirakan naik 1,1 persen dan CPI inti diperkirakan naik 0,5 persen.