Bisnis.com, JAKARTA – Prospek kinerja reksa dana berbasis saham masih cukup positif meski pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini cenderung tertekan.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Surya Putra memaparkan, secara tidak langsung koreksi IHSG sejak Juni kemarin turut menekan kinerja produk reksa dana berbasis saham. Meski demikian, ia menilai kondisi pasar Indonesia masih cukup resilien dan masih bisa bertahan di tengah volatilitas pasar yang cukup tinggi.
“Kondisi volatil ini masih sesuai dengan ekspektasi kami dari kuartal II/2022 kemarin dan jika dibandingkan dengan pasar global, IHSG masih termasuk dalam kondisi resilien dan masih bertahan di tengah kenaikan tingkat inflasi, potensi resesi ekonomi, pengetatan moneter, dan kenaikan tingkat suku bunga,” jelasnya saat dihubungi, Kamis (14/7/2022).
Guntur melanjutkan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah risiko nilai tukar rupiah. Hal ini dinilai dapat menekan kondisi pasar, meski di sisi lain kondisi ini akan menguntukan perusahaan – perusahaan berbasis komoditas yang berorientasi ekspor.
Menurutnya, jika IHSG masih cukup resilien dan bertahan, maka kinerja reksa dana berbasis saham masih memiliki potensi upside untuk akhir tahun. Oleh karena itu, prospek instrumen ini pun masih cukup positif.
Guntur memprediksi, IHSG masih mampu menembus level 7.200 – 7.400 hingga akhir tahun 2022. Level tersebut, lanjutnya, juga pernah tercapai pada April 2022 lalu.
Baca Juga
“Investor juga perlu mempertimbangkan aspek - aspek risiko terkait seperti inflasi, kenaikan tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, dan lainnya,” tutupnya.