Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Tips Investasi Saham Saat Resesi

Salah satu cara yang bisa dilakukan saat resesi adalah dengan membangun kebiasaan menabung secara teratur.
Tips investasi saham saat resesi ekonomi/istimewa
Tips investasi saham saat resesi ekonomi/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi global tengah berada dibawah ancaman resesi. Kondisi tersebut jelas akan berdampak pada pasar finansial dunia, sehingga penting untuk mengetahui tips berinvestasi di tengah resesi.

Meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis (14/7/2022) sempat menguat, dilansir dari Bisnis.com, IHSG diprediksi masih berpotensi kembali melemah berkat adanya tekanan jual. 

Hal tersebut tak lain sebagai dampak seiring meroketnya inflasi di AS yang tembus hingga 9,1 persen. Inflasi yang melanda AS itu jadi inflasi tertinggi dalam interval waktu 40 tahun terakhir.

Kepala Ekonom Global, Nathan Sheets mengatakan bahwa adanya potensi penurunan pertumbuhan saham ditengah ancaman resesi dunia.

“Ekonomi global terus dilanda guncangan pasokan parah, yang mendorong inflasi dan menurunkan pertumbuhan,” jelas Sheets dikutip dari Yahoo!finance pada Kamis (14/7/2022).

Apa itu resesi?

Suatu negara dikatakan dalam resesi jika Produk Domestik Bruto (PDB) telah jatuh selama dua kuartal berturut-turut. Penyebabnya bisa beragam, pembatasan pemerintah yang diberlakukan pada awal pandemi hingga memaksa semua sektor ekonomi tutup dan jutaan pekerja diliburkan juga jadi penyebab lahirnya inflasi.

Sejauh apa dampak resesi bagi ekonomi para investor?

Tidak ada yang tahu persis apa yang akan terjadi kedepannya dan seperti apa pemulihan ekonomi akan berlangsung. Namun, para investor harus bersiap untuk melewati perjalanan yang sulit. 

Meskipun demikian, pasar saham masih menawarkan prospek pertumbuhan kekayaan besar bagi mereka yang memiliki pandangan jangka panjang. Jika Anda bertanya-tanya bagaimana cara untuk berinvestasi di pasar saham selama volatilitas ekonomi berlangsung, berikut 10 tips berinvestasi selama resesi.

Simak 10 Tips Berinvestasi di Tengah Resesi

1. Jangan panik

Hindari reaksi spontan seperti menjual investasi saat pasar sedang jatuh. Anda dapat mengkristal beberapa kerugian besar dan kuat dengan menjual investasi Anda.

Ketidakpastian yang muncul yang merupakan buntut Panjang dari adanya Covid-19 kemungkinan akan memperkuat volatilitas pasar dalam waktu dekat, jadi kuncinya adalah fokus pada tujuan jangka panjang dan menunggu untuk mengatasi guncangan pasar yang tak terhindarkan.

2. Diversifikasi dan sebarkan risiko

Diversifikasi adalah kunci dalam setiap strategi investasi. Maksud dari Diversifikasi adalah memegang campuran uang tunai, bunga tetap dan saham yang tersebar di pasar global. Sehingga, Anda tidak terlalu terekspos pada penurunan di satu area. Yang tak kalah penting, pastikan Anda merasa nyaman dengan profil risiko Anda. 

3. Jaga agar biaya tetap rendah

Semua platform investasi mengenakan biaya untuk menjalankan uang Anda dan biasanya ada biaya untuk menyimpan dana, serta biaya perdagangan untuk dana dan saham.

Pastikan Anda tidak membayar biaya platform tersebut melebihi peluang untuk investasi Anda. Biaya platform sangatlah bervariasi, sehingga Anda dapat menghemat uang dengan beralih ke salah satu yang menawarkan nilai biaya yang jauh lebih murah.

4. Masukkan uang ke dalam investasi

Sangat sulit untuk menentukan waktu pasar, di mana Anda mencoba membeli atau menjual investasi pada saat yang tepat untuk mengantisipasi harga naik atau turun. Hal ini bahkan lebih sulit di pasar yang dicirikan oleh ketakutan investor dengan peningkatan volatilitas. 

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membangun kebiasaan menabung secara teratur dan masukkan uang Anda.

Ini akan memastikan Anda mendapatkan keuntungan dari rata-rata biaya pound (di mana Anda membeli lebih banyak unit dalam investasi Anda saat harga rendah).

5. Pilih produk investasi dengan bijak

Jika Anda berinvestasi langsung di pasar saham, carilah perusahaan yang memiliki neraca dan model bisnis yang kuat. Carilah perusahaan yang permintaan produk atau jasanya relatif tidak sensitif terhadap siklus ekonomi, seperti perusahaan yang menyediakan kebutuhan pokok konsumen seperti supermarket.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper