Bisnis.com, JAKARTA – Jhonlin Group tercatat rajin berkontribusi ke emiten grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang dicatat sebagai pendapatan hasil penjualan batu bara ke pihak ketiga selama periode 2018-2021.
Berdasarkan laporan keuangan BUMI, Jhonlin Group selalu menyumbang lebih dari 10 persen pendapatan BUMI. Dalam kurun 2018-2021, nilai setoran dari Jhonlin Group berfluktuasi dan mencapai nilai tertinggi pada 2018.
Pendapatan emiten tambang yang diperoleh dari perusahaan Haji Isam itu mencapai US$246,11 juta pada 2018 atau setara Rp3,56 triliun jika dikonversi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia 31 Desember 2018 sebesar Rp14.481 per dolar AS. Pemasukan dari Jhonlin Group mencapai 22,13 persen dari total pendapatan BUMI sebesar US$1,11 miliar sepanjang 2018.
Kontribusi Jhonlin Group berlanjut ke 2019 ketika BUMI mencetak pendapatan sebesar US$1,11 miliar. Dari nilai tersebut, pendapatan yang diperoleh dari Jhonlin Group mencapai US$139,38 juta atau setara Rp1,93 triliun dengan jika dikonversi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia 31 Desember 2019 sebesar Rp13.900 per dolar AS.
Pendapatan yang diperoleh BUMI dari Jhonlin Group kembali turun pada 2020, seiring dengan turunnya pendapatan bersih BUMI. Pada tahun pertama pandemi tersebut, Jhonlin Group menyetor US$114,31 juta atau setara Rp1,61 triliun dengan nilai konversi Rp14.105 per dolar AS. Setoran ini setara 14,46 persen dari total pendapatan BUMI sebesar US$790,43 juta pada tahun tersebut.
Setoran dari Jhonlin Group mulai kembali naik dan menyentuh US$200 juta pada 2021. Tahun lalu, BUMI menerima US$206,05 juta dari Jhonlin Group atau setara Rp2,94 triliun jika dikonversi dengan kurs tengah Bank Indonesia 31 Desember 2021 sebesar Rp14.269 per dolar AS.
Baca Juga
Selain menerima pemasukan dari Jhonlin Group, BUMI juga memiliki utang lain-lain kepada perusahaan Haji Isam tersebut dengan nilai US$70,39 juta.
Dalam perkembangan lain, salah satu anak usaha Jhonlin Group yang bergerak di bidang agribisnis PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) berencana melakukan penawaran umum perdana saham dengan melepas sebanyak-banyaknya 1,2 miliar (1.222.950.000) saham, dengan nilai nominal Rp100.
Saham tersebut mewakili maksimal 15,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana. Rencananya, IPO JARR bakal ditawarkan ke masyarakat dengan harga Rp250-Rp300 per saham.
Dengan harga tersebut, maka JARR diperkirakan akan mampu mendapatkan dana segar sebanyak-banyaknya Rp366,8 miliar.
Dana dari hasil penawaran umum ini sebesar 21 persen rencananya digunakan untuk biaya pembangunan proyek pabrik kelapa sawit. Penggunaan dana ini dikategorikan perseroan sebagai capital expenditure.
Kemudian, sekitar 79 persen akan digunakan perseroan untuk modal kerja, yakni untuk pembelian CPO dan bahan baku lainnya. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai operating expenditure oleh perseroan.
Perkiraan jadwal untuk IPO ini yaitu masa penawaran awal pada 12–15 Juli 2022, perkiraan tanggal efektif pada 26 Juli 2022, dan perkiraan masa penawaran umum pada 28 Juli-1 Agustus 2022.
Selanjutnya, perkiraan tanggal penjatahan pada 1 Agustus 2022, perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 2 Agustus 2022, dan perkiraan pencatatan saham pada BEI tanggal 3 Agustus 2022.
Berikut perincian pendapatan BUMI yang diperoleh dari Jhonlin Group selama 2018—2021.
Tahun | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 |
Pendapatan dari penjualan ke PT Jhonlin Group (US$) | 246.114.774 | 139.386.871 | 114.310.916 | 206.049.744 |
Persentase dari total pendapatan BUMI (%) | 22,13 | 12,52 | 14,46 | 20,43 |
Total Pendapatan BUMI (US$) | 1.111.820.412 | 1.112.566.618 | 790.436.397 | 1.008.212.975 |