Bisnis.com, JAKARTA --Simak perbandingan kinerja emiten sub-sektor industri perkebunan dan tanaman kelapa sawit selama triwulan I/2022 sebagaimana dihimpun DataIndonesia.id di sini.
Data yang dirangkum antara lain perbandingan pendapatan, perbandingan pertumbuhan pendapatan, perbandingan laba, perbandingan pertumbuhan laba, perbandingan aset, ekuitas, dan liabilitas, serta data lainnya.
Data dan visualisasi selengkapnya dapat disimak melalui laporan berjudul Terdorong Harga CPO, Kinerja Emiten Sawit Bersinar di DataIndonesia.id dalam tautan ini.
Mayoritas emiten yang bergerak dalam sub-industri perkebunan dan tanaman kelapa sawit mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif pada kuartal I/2022.
Kondisi ini masih ditopang oleh kenaikan rata-rata harga jual (ASP) minyak sawit mentah (CPO) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan data yang dihimpun DataIndonesia.id, terdapat 25 dari 27 emiten perkebunan sawit yang telah merilis laporan keuangannya pada kuartal I/2022.
Baca Juga
Dari jumlah itu, rata-rata pendapatan emiten sawit naik 29,38%. Pendapatan PT Wahana Pronatural Tbk. (WAPO) melaju paling kencang hingga 135,97% (yoy).
Secara nominal, PT SMART Tbk. (SMAR) meraup pendapatan terbesar di antara emiten sawit lainnya, yakni Rp17,38 triliun.
Sementara itu, rata-rata laba bersih emiten sawit melonjak hingga 155,54% pada kuartal I/2022. Kenaikan laba paling tinggi dialami oleh PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) sebesar 512,04% (yoy).
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) menjadi emiten perkebunan sawit dengan perolehan laba terbesar, yakni Rp989,66 miliar. Meski rara-ratanya tumbuh positif, masih ada sejumlah produsen sawit yang mencatatkan penurunan kinerja.
Tercatat ada enam emiten perkebunan sawit yang pendapatannya terkoreksi.
Bahkan, pendapatan PT Provident Agro Tbk. (PALM) anjlok 100% karena tidak mencatatkan pemasukan sama sekali dari sebelumnya meraih Rp66,65 miliar.
Hal itu terjadi karena emiten sawit milik Grup Saratoga tersebut menjual 100% saham anak usahanya untuk menyiapkan perpindahan kegiatan usaha.
Ada tiga dari 25 emiten mencatatkan tekanan bottom line. Selain itu, masih ada dua emiten yang mencatatkan rugi bersih pada Januari-Maret 2022, meski menyusut secara tahunan.
Dua emiten sawit masih belum merilis laporan keuangannya pada kuartal I/2022 hingga laporan itu dibuat.
Mereka adalah PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP) dan PT Golden Plantation Tbk. (GOLL). Rekapan kinerja emiten perkebunan sawit ini disetarakan dalam mata uang rupiah dengan kurs nilai tukar Rp14.349/US$ per 31 Maret 2022 dan Rp14.572/US$ per 31 Maret 2021.