Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka ke zona hijau pada perdagangan Selasa (12/7/2022). Saham BBCA, EMTK, dan BBNI meningkat.
Berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.01 WIB, IHSG menguat 0,06 persen atau 4,2 poin ke level 6.726,42. Indeks sempat dibuka ke level tertinggi intraday 6.735,47.
Sebanyak 161 saham menguat, 85 saham merah, 224 saham stagnan. Kapitalisasi pasar naik menjadi 8.872,54 triliun.
Di antara saham-saham big cap, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat 0,7 persen atau 50 poin ke level 7.175. Dilanjutkan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang menguat 0,6 persen ke level 1.665.
Selanjutnya, ada saham BBNI dan TPIA yang masing-masing menguat 0,33 persen dan 0,29 persen.
Sedangkan, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melemah 0,59 persen atau 2 poin ke level 336. Dilanjut dengan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) yang melemah 0,54 persen dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang melemah 0,24 persen.
Baca Juga
Jajaran top gainers diisi TRGU, CAKK, BACA, AMRT, dan RAJA yang naik masing-masing 24,54 persen, 5,74 persen, 2,52 persen, 2,08 persen, dan 1,85 persen.
Di sisi lain, saham terboncos diisi CHEM, SGER, LAND, GZCO, dan BEBS yang masing-masing turun 6,9 persen, 4,85 persen, 2,26 persen, 2,14 persen, dan 1,84 persen.
Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, berdasarkan analisa teknikal, pihaknya melihat saat ini IHSG berpotensi melemah terbatas pada rentang 6.677–6.850.
“Potensi rebound terbuka lebar, meskipun volatilitas bertambah,” jelas dia dalam riset harian, Selasa (12/7/2022).
Dari sentimen global, kata Nico datang dari potensi resesi yang terjadi di kawasan Eropa. Pasalnya risiko resesi di kawasan ini terus mengalami kenaikkan secara probabilitas.
Resesi di Eropa bisa datang dari berbagai faktor termasuk invasi Rusia ke Ukraina, kekurangan gas alam dan energi, serta inflasi yang terus mencetak rekor kenaikkan. Probabilitas resesi ekonomi telah meningkat dari sebelumnya 30 persen menjadi 45 persen hanya selang 1 bulan saja, yang dimana pengukuran probabilitas dilakukan pada Juni 2022 dan dilanjutkan pada Juli 2022.
“Dengan begini, probabilitas terjadinya resesi di Eropa justru lebih tinggi daripada probabilitas terjadinya resesi di Amerika, yang hanya berkisar 38 persen,” jelas dia.