Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih menghadapi sejumlah sentimen negatif pada perdagangan pekan depan, setelah penutup pekan dan menyambut Juli 2022 di zona merah.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (1/7/2022), IHSG ditutup melemah 1,7 persen atau 117,25 poin ke level 6.794,32. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak pada rentang 6.940--6.777.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan sejumlah sentimen negatif masih membayangi IHSG pada pekan depan.
"Perkiraan sentimen penggerak IHSG pekan depan di antaranya, kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi global; kekhawatiran resesi; kekhawatiran terhadap aggressive tightening monetary policy; hingga kekhawatiran terhadap dampak perang antara Rusia dengan Ukraina," urainya kepada Bisnis, Jumat (1/7/2022).
Dari data internasional, investor juga bakal menanti data-data seperti US Nonfarm Payroll. Sementara itu, dari dalam negeri data positif bisa dinantikan dari pengumuman data cadangan devisa dan indeks keyakinan konsumen.
Dari dalam negeri juga bakal rilis data penjualan eceran, serta data neraca perdagangan yang akan dinantikan para pelaku pasar.
Baca Juga
Secara teknikal, terang Nafan pergerakan IHSG masih berada pada area down channel dengan rentang area support 6.754 hingga 6.721, serta rentang area resistance pada 6.860 hingga 6.925.
Adapun, pada penutupan pekan ini, data inflasi tahunan bulan Juni yang melonjak 4,35 persen ikut memengaruhi pelemahan IHSG. Hal ini mengingat hasil data inflasi umum tersebut melebihi target inflasi umum maksimum dari BI sebesar 4 persen.
Di sisi lain, hasil data S&P Global Manufacturing PMI Indonesia per Juni yang mengalami perlambatan pada level 50.2.
"Para pelaku pasar masih khawatir dengan adanya potensi ancaman resesi akibat aggressive tightening monetary policy yang dijalankan The Fed, serta data US ISM Manufacturing PMI per Juni yang diperkirakan melambat," tuturnya.
Rekomendasi saham Mirae Asset Sekuritas pekan depan di antaranya, CPIN, SSMS, SMRA, AMRT, ADRO, ADMR, BMRI, BBNI, ISAT, INCO, PTBA, UNTR, dan WIKA.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.