Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) optimistis mayoritas lessor bakal menyetujui proposal perdamaian yang diajukan perseroan dan perpanjangan pelunasan dari para kreditur setelah sidang PKPU.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan pihaknya berharap mayoritas lessor menyetujui proposal perdamaian dari perusahaan.
"Kemarin sih mayoritas [lessor] oke ya. Tapi kita lihat ya saya tidak mau mendahului. Sabar ya," ujarnya, Jumat (17/6/2022).
Menurutnya, tingkat optimis sekarang sudah 60 persen dari sebelumnya 50 persen. Proposal perdamaian juga menjadi momentum selama hampir 7 bulan kita menjalin komunikasi konstruktif dan mencari solusi terbaik pada kewajiban usaha Garuda, termasuk terhadap kreditur.
"Terkait perpanjangan kami merasa sudah melakukan yang harus dilakukan. Banyak kreditur yg mengakak berunding tapi memang ada beberapa yg tak terespon kami kejar bahwa kami sudah melakukan sebaiknya pada seluruh kreditur. Maka kami mohon perpanjangan ini untuk disetujui.
Berdasarkan pantauan Bisnis, Persidangan voting PKPU Garuda Indonesia telah berlangsung pada pukul 10.00 WIB dengan pemanggilan satu persatu kreditur Garuda untuk memberikan voting. Adapun kreditur emiten berkode GIAA ini mencapai 400 kreditur.
Baca Juga
Sempat disela istirahat shalat Jumat, Sidang dilanjutkan pada pukul 13.30 WIB dengan meneruskan agenda pemanggilan masing-masing kreditur satu per satu.
Garuda Indonesia telah mengajukan permohonan penundaan tahapan pemungutan suara atau voting dalam proses PKPU selama 2 hari dari tanggal yang sudah ditetapkan sebelumnya, menjadi tanggal 17 Juni 2022.
Adapun untuk agenda sidang pengumuman hasil PKPU, akan tetap berlangsung pada tanggal 20 Juni 2022.
Total utang GIAA mencapai US$9,8 miliar setara Rp144,06 triliun (kurs Rp14.700) kepada kreditur lebih dari 800 entitas. Total pendapatan di masa pandemi dibandingkan dengan 2019 turun hampir 70 persen, sehingga operating margin menjadi negatif 70 persen dari kondisi pra Covid-19.