Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Menunggu Keputusan The Fed, Rupiah Kembali Ditutup Melemah Hari Ini

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup melemah pada hari ini, Selasa (14/6/2022), beriringan dengan melemahnya beberapa mata uang lain di kawasan Asia.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup melemah pada hari ini, Selasa (14/6/2022), beriringan dengan melemahnya beberapa mata uang lain di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,12 persen atau 17 poin sehingga parkir di posisi Rp14.699,00 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 15.30 WIB terpantau melemah 0,2840 poin atau 0,27 persen ke level 104,7940 setelah sebelumnya terus mengalami penguatan.

Sementara itu, mata uang lain won Korea Selatan terpantau juga kembali melemah 0,16 persen, lalu baht Thailand yang turun 0,17 persen, ringgit Malaysia turun 0,09 persen, dan rupee India turun 0,03 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, pada hari ini yuan China tercatat menguat 0,28 persen, dolar Taiwan naik 0,23 persen, yen Jepang naik 0,20 persen, dan peso Filipina naik 0,10 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, penguatan indeks dolar sebelumnya terjadi mengikuti rilis indeks harga konsumen AS bulan Mei yang melonjak ke level tertinggi dalam empat dekade 8,6 persen.

Oleh sebab itu, para pedagang ungkapnya memperkirakan kenaikan suku bunga oleh The Fed secara agresif untuk mengatasi hal-hal yang tidak terduga.

“Pasar telah bergegas untuk bertaruh pada kenaikan cepat setelah pembacaan inflasi yang tak terduga pada hari Jumat. Kenaikan suku bunga 75 basis poin berturut-turut pada bulan Juni dan Juli mendekati harga penuh, mengirimkan gelombang kejutan di seluruh kelas aset,” ungkap Ibrahim dalam riset harian, Selasa (14/6/2022).

Karena prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed tersebut, tingkat imbal hasil US Treasury tenor dua tahun naik kuat dan berada di level 3,31 persen. Kenaikan tersebut menurut Ibrahim dilihat sebagai tanda resesi yang akan datang.

Sementara itu, di dalam negeri terdapat sentimen positif dari realisasi penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 dan juga kasus positif Covid-19 di Indonesia yang lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

Adapun secara keseluruhan, anggaran PEN terealisasi sebesar 20,9 persen atau Rp 95,13 triliun dari Rp 455,62 triliun. Sedangkan rinciannya, dari segi penanganan kesehatan, anggaran PEN terserap 20 persen atau Rp 24,46 triliun.

Sedangkan realisasi untuk anggaran perlindungan masyarakat mencapai 36,1 persen atau Rp 55,85 triliun. Nilai itu antara lain untuk program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, bantuan langsung tunai atau BLT minyak goreng, BLT Desa, bantuan pedagang kaki lima warung dan nelayan, serta Kartu Pra Kerja.

Lalu terkait dengan Covid-19, pemerintah menyebutkan tingkat kesembuhan secara nasional telah mencapai 97 persen dan angka kematian 2,58 persen.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah esok hari, Rabu (15/6/2022), akan berfluktuatif dan kembali ditutup melemah.

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.680 - Rp14.730,” tulis Ibrahim.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper