Bisnis.com, JAKARTA – Investasi dalam kondisi perekonomian yang diiringi inflasi dan risiko resesi terdengar menakutkan. Sejumlah ahli memberi rekomendasi jenis investasi yang bisa dilakukan dan berpotensi tetap cuan.
Co-founder dan Presiden 21 Shares dan Amun Tokens, Ophelia Snyder, menyarankan kepada investor untuk mempertimbangkan investasi aset kripto, seperti kategori NFT, Ethereum, Solana, dan Avalanche.
"Ketika Anda berpikir tentang alokasi kripto, diversifikasi itu penting. Saat ini, saya akan mencari penempatan alokasi dana terbesar di Ethereum dan Solana," jelas Snyder dikutip dari Bloomberg, Sabtu (4/6/2022).
Avalanche dan Solana, lanjut Snyder, memiliki rantai layer-1 yang baru, dirancang untuk membuat blockhain yang lebih cepat dan responsif.
Cara kerjanya mirip Ethereum, tetapi dapat diadopsi lebih cepat sehingga berpotensi meningkatkan pertumbuhan keuntungan.
Selain itu, NFT dan metaverse juga bisa menjadi pilihan, contohnya token Sandbox (SAND) dan Decentraland (MANA).
Baca Juga
Sementara itu, Director of Family Office & Partner Verdence Capital Advisors, Michael Harris menjelaskan, investasi di bidang infrastruktur masih menjanjikan.
Menurutnya, ada kebutuhan secara global yang signifikan untuk terus memperbarui infrastruktur seperti sarana transportasi, jalan dan jembatan, serta pengembangan area baru seperti pembangunan menara transmisi, fasilitas pendidikan dan kesehatan, juga utilitas air, listrik, dan energi terbarukan.
"Hal yang menyenangkan tentang investasi infrastruktur adalah arus kas cenderung dapat diprediksi, memberi Anda alternatif fixed income di lingkungan low-yield," pungkas Harris.
Infrastruktur dinilai menjadi aset nyata karena berfungsi sebagai lindung nilai inflasi. Hal ini mengingat pelonggaran moneter yang dilakukan oleh The Fed berpotensi menyebabkan periode inflasi yang lebih lama.
"Kami juga tertarik pada volatilitas pengembalian infrastruktur yang lebih rendah. Mereka tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh tren ekonomi jangka pendek dan dapat melihat hambatan dari pembukaan kembali ekonomi pasca-pandemi," imbuhnya.
Proyek infrastruktur yang bersifat jangka panjang dan banyaknya peluang di pasar swasta dapat menyumbang tambahan premi, karena sensitivitas terhadap fluktuasi harga komoditas jangka pendek lebih rendah.
Senior Wealth Advisor AlphaCore Wealth Advisory, Stephanie Williams menyarankan investor untuk tetap mempertimbangkan saham, khususnya di bidang portofolio kesehatan, transportasi dan fintech.
Sementara itu, Founder Produsen Perhiasan Doris Hangartner AG, Dori Hangartner melihat permata sebagai aset alternatif dan nyata yang dapat menyimpan banyak nilai.
“Perhiasan tidak berkorelasi dengan pasar, memberikan diversifikasi portofolio. Selama berabad-abad, permata telah teruji oleh waktu, mengungguli saham,” ujar Dori.
Beberapa jenis permata yang bisa menjadi investasi yaitu berlian, zamrud, safir, dan ruby.
Principal of Bess Ventures and Advisory, Lane Bess, merekomendasikan investasi di bidang teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Ada banyak teknologi bagus yang datang ke pasar. Jika Anda dapat berinvestasi lebih awal, ada peluang pertumbuhan dan pengembalian modal yang baik,” ujar Bess.
Sebagai informasi, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed menyatakan pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam tersebut mengalami penurunan.
Mengutip Bloomberg, dalam laporan Beige Book yang dirilis pekan ini, ada beberapa indikator yang mengganggu perekonomian, seperti ekspansi dan kenaikan harga, konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta gangguan berkelanjutan dari wabah Covid-19.