Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Naik 9 Persen Selama Sepekan, Melejit ke US$31.516

Harga bitcoin mulai menunjukkan pergerakan yang menjanjikan dalam seminggu terakhir.
Ilustrasi Mata Uang Kripto Bitcoin/Antara
Ilustrasi Mata Uang Kripto Bitcoin/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Aset kripto bitcoin (BTC) dalam sepekan terpantau meningkat 9 persen menjadi US$31.516 atau senilai Rp459 juta. 

Country Manager Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan, harga bitcoin mulai menunjukkan pergerakan yang menjanjikan dalam seminggu terakhir.

Bitcoin yang juga terus menunjukkan dominasinya sebagai aset kripto kategori blue-chip pilihan investor, terbukti berhasil merebut pangsa pasar kripto hampir 46 persen,” pungkas Jay dalam keterangan resmi, Jumat (3/6/2022).

Sebelumnya, bitcoin sempat parkir di kisaran US$29.000 atau senilai Rp421 juta pekan lalu. Untuk pertama kalinya sejak anjlok pada Mei 2022, bitcoin akhirnya naik 9 persen minggu ini.

Laporan Luno dan Arcane Research menyebutkan, bitcoin yang perlahan menguat ikut mendongkrak aset kripto ethereum (ETH) dan binance coin (BNB). Kedua aset tersebut mengalami aksi jual pada pertengahan minggu.

Mengutip data CoinMarketCap, Jumat (3/6/2022) pada 13.00 WIB, harga token ETH masih relatif stabil di kisaran US$1.823, naik 0,16 persen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Sementara itu, BNB juga terpantau naik 1,52 persen di kisaran harga US$307,12.

Jay menambahkan, indeks Fear and Greed masih berada di level extreme fear. Meski begitu, minat investor terhadap bitcoin nampaknya tidak surut.

“Satu hal yang menarik pekan ini, minat di pasar derivatif untuk kontrak berjangka bitcoin juga terus bertumbuh hingga mencapai 63 persen,” imbuh Jay.

Pasar saham Amerika Serikat yang sempat terkeret tidak berdampak pada pergerakan pasar kripto, sehingga korelasi bulanan BTC dan saham sama-sama menurun ke level akhir April.

Sebelumnya, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed kemarin menyatakan kondisi perekonomian negeri Paman Sam tersebut sedang mengalami penurunan.

Dalam laporan Beige Book pekan ini dikutip dari Bloomberg, ada beberapa indikator yang mendisrupsi pertumbuhan perekonomian, seperti ekspansi dan kenaikan harga, konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta gangguan berkelanjutan dari wabah Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper