Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja di Bawah Ekspektasi Analis, Saham GOTO Melemah Pagi Ini

Saham dengan kode GOTO ini terpantau melemah 2,55 persen atau 8 poin ke level Rp306 per saham pada pukul 09.56 WIB.
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melemah pada awal perdagangan hari ini, Selasa (31/5/2022), usai merilis kinerja keuangannya kemarin.

Berdasarkan data Bloomberg, saham dengan kode GOTO ini terpantau melemah 2,5 persen atau 8 poin ke level Rp306 per saham pada pukul 09.56 WIB. Sebelumnya, saham GOTO ditutup menguat 0,64 persen ke Rp314 per saham pada Senin (30/5).

Saham GOTO telah diperdagangkan hingga 1,12 miliar lembar pagi ini dengan nilai Rp343,89 miliar. Sementara itu, investor asing mencatatkan net sell saham GOTO senilai Rp7,56 miliar.

Saham GOTO melemah setelah mencatatkan kinerja di bawah ekspektasi analis seiring dengan bertambahnya rugi pada 2021.

Mengutip konsensus analis Bloomberg, pada 2021, GOTO diharapkan membukukan pendapatan Rp5,36 triliun dengan laba bruto Rp1,31 triliun. Rugi bersih pada 2021 diprediksi sebesar Rp17,52 triliun.

Namun demikian, realisasi kinerja GOTO di bawah proyeksi konsensus analis. Raihan pendapatan di bawah estimasi, sedangkan rugi bersih lebih besar dari prediksi analis.

Berdasarkan laporan keuangan hingga 31 Desember 2021, yang dikutip Senin (30/5/2022), emiten berkode GOTO ini mencatatkan pendapatan bersih Rp4,53 triliun naik 36,3 persen.

Pertumbuhan pendapatan bersih tersebut diiringi dengan kenaikan tajam beban-beban perseroan, sehingga posisi bottom line GOTO mencatatkan rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih menjadi Rp21,39 triliun pada 2021. Rugi bersih itu meningkat sebesar 50,54 persen dibandingkan dengan rugi bersih Rp14,2 triliun pada 2020.

Merinci beban-beban perseroan yang meningkat, beban pokok pendapatan naik 54,84 persen menjadi Rp3,77 triliun dari Rp2,43 triliun pada 2020. Sementara, beban penjualan dan pemasaran meningkat tajam 250,64 persen dari Rp2,54 triliun menjadi Rp8,93 triliun.

Beban umum dan administrasi juga melesat menjadi Rp7,78 triliun dibandingkan dengan Rp3,91 triliun pada 2020. Beban pengembangan produk meningkat menjadi Rp2,49 triliun dari Rp2,03 triliun.

Beban penyusutan dan amortisasi juga meningkat 93,82 persen menjadi Rp2,41 triliun, sedangkan beban operasional dan pendukung naik 15,51 persen menjadi Rp1,51 triliun.

Rugi sebelum pajak penghasilan bahkan melesat menjadi Rp22,21 triliun per 2021 dari Rp16,78 triliun pada 2020.

Sebagai catatan, kinerja keuangan GOTO pada 2020 masih hanya mencantumkan kinerja PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau pengelola Gojek saja. Sementara itu, pada 2021, perseroan sudah merger dengan PT Tokopedia dan membentuk GOTO.

Adapun, jumlah aset GOTO naik signifikan 4,15 kali lipat dari Rp30,1 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp155,13 triliun pada akhir 2021.

Sementara itu, jumlah liabilitas perseroan juga meningkat 73,07 persen menjadi Rp16,11 triliun pada akhir 2021 dari Rp9,3 triliun pada akhir 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper