Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi cenderung bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Senin (23/5/2022).
Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebutkan, Bursa Wall Street akhir pekan ditutup mixed, pasca mengalami tekanan terkait kekhawatiran mengenai inflasi. Indeks S&P 500 dan Dow Jones ditutup menguat tipis +0,01% dan +0,03%; dengan Nasdaq terkoreksi -0,30%.
Bursa mengalami situasi berat, seiring inflasi mulai mengikis daya beli konsumen, dan membebani kinerja perusahaan. Sejumlah investor menantikan hasil FOMC Meeting Minutes Kamis dini hari waktu Indonesia. Pasar juga mulai memproyeksikan kenaikan FFR sebesar 50 bps menjadi 1,25% hingga 1,50%, pada pertemuan FOMC Rate Decision pertengahan Juni mendatang.
Tren surplus transaksi berjalan Indonesia, dan pelonggaran moneter China, menjadi sentimen positif akhir pekan lalu. Hal tersebut mendorong IHSG menguat 95 poin ke level 6.918.
Tingginya harga ekspor komoditas global batu bara dan CPO, menopang neraca dagang (nonmigas). Hal ini juga berimbas positif bagi neraca transaksi berjalan kuartal I/2022 yang mencatatkan surplus US$0,2 miliar.
Sementara itu, Bank Sentral China mempertahankan Loan Prime Rate 1 tahun di level 3,70%; dan memangkas 15 bps 5Y Loan Prime Rate menjadi 4,45%; ditengah tren kenaikan suku bunga global.
Baca Juga
"Kami memproyeksikan IHSG bergerak downward dengan kisaran 6.800-7.000," demikian kutipan riset tersebut.
Sementara itu, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan, selama seminggu lalu IHSG menguat cukup tajam sebesar 4,77 persen tetapi hal ini juga dibarengi oleh Net Sell sebesar Rp2,44 triliun. Edwin mengatakan di awal pekan ini IHSG berpeluang kembali melanjutkan penguatannya.
“Hal ini didorong oleh kenaikan saham berbasis komoditas setelah harga komoditas menguat di Jumat pekan lalu seperti: batu bara sebesar 4,31 persen, Timah 3,67 persen, minyak 0,44 persen, emas 0,21 persen, dan CPO 0,65 persen,” katanya.
Di sisi lain, pasar akan mencermati apakah aksi jual asing akan berlanjut pada hari ini. Pasar juga akan mencermati arah yield obiligasi tenor 10 tahun serta pergerakan Rupiah dan terkoreksinya EIDO sebesar 0.51%, padahal Jumat lalu IHSG ditutup menguat sebesar 1.4%.
“Pada hari ini, IHSG diprediksi bergerak pada rentang 6.868 – 6.966,” katanya.